Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BOCAH-BOCAH yang bebas bermain kini jadi pemandangan akrab saban sore di Sungai Ciliwung Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Jika tidak berbasah-basahan, mereka akan antusias naik ke sampan berwarna oranye.
Badan sungai yang telah bersih dari sampah memang membuat bersampan di sungai selebar 15 meter itu terasa cukup menyenangkan.
Jika tidak menghiraukan air sungai yang cokelat, khayalan mungkin bisa membawa suasana hingga mirip di Venesia.
Di pinggiran, pemandangan bantaran sungai cukup tertata.
Kendaraan melintas lancar di jalan inspeksi selebar 5 meter yang menghubungkan Jalan Kwitang Raya dan Jalan Pangeran Diponegoro.
Di Jumat siang, jalan yang dibangun dua tahun lalu itu ditutup sementara dan berganti fungsi menjadi pelataran yang cukup lapang untuk menampung jamaah salat Jumat Masjid Al-Istikharah.
Pemandangan tertata itu belum terlalu lama terjadi.
"Dulunya banyak rumah kumuh di pinggir sungai," ujar Abdul Latif, marbut Masjid Al-Istikharah, kepada Media Indonesia, selepas Jumatan pada 16 Desember lalu.
Hingga November tahun lalu, bantaran sungai memang masih banyak dipenuhi bangunan liar, termasuk kandang-kandang unggas.
Sampah yang terserak di badan air masih umum ditemui hingga beberapa bulan lalu.
Perubahan yang terjadi ialah buah penertiban dan pembersihan bertahap yang dilakukan petugas Satpol PP dan Dinas Kebersihan Kecamatan Senen.
Setelah penertiban, ruas badan Karnolong tersebut juga memadai untuk parkir beberapa kendaraan jemaah masjid dan jemaat gereja yang berada di sebelahnya.
Sementara itu, upaya pembersihan badan sungai sesungguhnya telah beberapa kali dilakukan pemprov, termasuk pada Mei 2016.
Namun, kebiasaan buruk membuang sampah sembarang tidak segera berhenti.
Meski begitu, Sunia, salah seorang warga RT 09/03, mengaku kini warga telah berubah.
Alasannya mereka juga sudah kenyang menjadi korban banjir.
"Alhamdulillah, sekarang (sungai) jadi bersih. Warga enggak ada yang buang sampah ke kali. Tahun 2002, 2007, sama 2012 kemarin banjir besar. Masuk rumah hampir 3 meter," kata Suniah.
Pemberdayaan warga
Ketua RT09/06, Sulaeman, pun punya mimpi jauh dengan perubahan yang terjadi.
Pria berusia 62 tahun itu ingin anak-anak muda sekitar bisa keluar dari status pengangguran.
Jalan itulah yang sejak 29 November lalu diretas Sulaeman melalui dua sampan oranye.
Sampan itu ia sewakan sebagai sarana bermain anak-anak.
"Ide saya timbul setelah kondisi sungai sudah cukup bersih saat ini, ditambah minimnya sarana bermain anak di lingkungan sini," tuturnya.
Dua sampan tersebut dibuat sendiri olehnya.
Berbekal sebilah dayung, Sulaeman mengantar anak-anak berputar sejauh 100 meter di sungai yang merupakan percabangan Sungai Ciluwung itu.
Sampan kecil ukuran panjang 2 meter itu bisa mengangkut dua anak. Sampan ukuran besar dengan panjang 3 meter bisa sampai empat orang anak terangkut.
Bahan pembuat sampan cukup sederhana, hanya memanfaatkan material kayu dan tripleks.
Tiap sampan setidaknya membutuhkan biaya rata-rata sebesar Rp3 juta untuk bahan bakunya saja.
"Naik sampan murah, cuma Rp2.000. Yang penting anak-anak senang. Sampai anak-anak dari Kebon Sayur, Kramat, Senen, datang ke sini," ucapnya.
Senyum riang anak-anak yang bermain di atas sampan menjadi kepuasan tersendiri bagi Sulaeman.
Sudah tiga tahun belakangan, dirinya meninggalkan profesi yang sudah puluhan tahun lamanya sebagai pekerja bangunan.
Untuk melayani anak-anak bermain sampan, Sulaeman dibantu anak sulungnya.
"Penginnya memberdayakan anak muda sekitar sini yang menganggur. Sementara cuma anak saya yang bantu," ujarnya.
Meski belum dikelola secara profesional, Sulaeman selalu menyediakan jaket pelampung terhadap anak-anak yang bermain sampan.
Impiannya saat ini ialah memiliki perahu kayu yang dilengkapi mesin sehingga jangkauan layanan dapat lebih jauh.
Namun, impian tersebut harus dipendam terlebih dahulu lantaran mahalnya biaya untuk membeli mesin motor.
Menurutnya, untuk dilintasi alat transportasi air seperti perahu kecil, kedalaman Sungai Ciliwung Kwitang tersebut terbilang aman.
Setelah dilakukan pengerukan oleh para petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Kwitang beberapa waktu lalu, saat ini rata-rata kedalaman mencapai 3 meter.
"Saya sudah cek harga mesin buat sampan mahal, paling murah Rp4 juta. Ada yang Rp12 juta juga. Memang bagus kalau pakai mesin, bisa dipakai untuk transportasi wisata ke Masjid Istiqlal dan Monas. Sebenarnya bisa tembus ke Ancol, tapi kan sebelumnya ada pintu air," paparnya.
Warga bantaran Sungai Ciliwung Kwitang kini memang telah merasakan benar dampak kawasan yang bersih dan tertata.
Bukan hanya soal estetika, ibarat air, manfaat yang mengalir pun sampai jauh. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved