Denda Rp500 Ribu pun tidak Mempan

21/12/2016 08:05
Denda Rp500 Ribu pun tidak Mempan
()

Denda hingga Rp500 ribu tidak serta-merta membuat jalur Trans-Jakarta steril dari kendaraan pribadi terutama pengendara kendaraan roda dua. Pemicunya ialah kurang konsistennya pengawasan serta rendahnya kesadaran pemotor.

Berdasarkan pengamatan Selasa (20/12), pagi hingga siang di sepanjang Jalan Daan Mogot menuju Grogol, Jakarta Barat, kondisi lalu lintas cukup padat.

Sebagian pengendara pun nekat menerobos jalur Trans-Jakarta karena tak sabar mengantre di kemacetan. Padahal, ikhtiar menyeterilkan telah dilakukan dengan meninggikan separator hingga sekitar 50 cm.

Tak ada petugas
Sikap lancung pengendara juga dipicu nihilnya petugas. Mulai titik Terminal Kalideres hingga Grogol, tidak terlihat satu pun polisi dan petugas keamanan yang mengawal jalur Trans-Jakarta.

Palang pintu manual tepat di samping Halte Dispenda dibiarkan terbuka. Sandi, 29, salah satu pengendara sepeda motor, mengaku memilih melanggar untuk menghindari kemacetan.

“Kalau di jalur biasa, motor saja susah lewat, di sini kalau pagi sama sore pasti jalanan (umum) macet,” ketusnya.

Warga Kota Tangerang itu melihat busway di Jalan Daan Mogot masih lengang penjagaan sehingga pelanggaran itu rutin dilakukannya.

“Kita mau tertib, tapi yang lain juga paling pada masuk jalur. Hati-hati saja lewatnya, yang penting enggak ganggu Tranns-Jakarta. Biasanya polisi cuma jaga di sekitar Samsat Daan Mogot, itu juga kadang-kadang,” kata dia.

Menghitung risiko
Sikap para pengendara sepeda motor dilandasi perhitungan. Mereka bisa berputar arah bila di tengah jalur ada petugas. “Selama ini belum pernah ketangkap. Tinggal putar arah saja, soalnya sekarang enggak bisa lompat,” ucap David, 31, pengendara lain.

Sanksi pelanggaran jalur Trans-Jakarta hingga Rp500 ribu menurut David memang berat. Namun, ia mengaku masih percaya pada intuisinya.

“Kita pakai feeling saja. Biasanya kalau ada motor di depan kita masuk jalur, yang lain juga ikutan,” tuturnya.

Kendati mengaku masih hobi melanggar, David berharap pemerintah dapat lebih menata kondisi jalan. Perbaikan sistem lalu lintas dilakukan terintegrasi sehingga kemacetan terurai dan masyarakat nyaman dengan fasilitas kendaraan umum.

“Masyarakat masih pada naik kendaraan pribadi sih. Ya, karena sekarang ini, naik angkutan umum, kalau harus sampai beberapa kali naik turun, habis ongkos dan sama saja, kena macet juga,” ketus David. (Deni Aryanto/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya