Belajar di Hijaunya Taman Langsat

MI
17/12/2016 09:11
Belajar di Hijaunya Taman Langsat
(MI/Galih Pradipta)

FEBIYANA, 16, membolak-balik halaman buku pelajarannya, mencari rumus fisika yang ia butuhkan untuk mengerjakan soal pelajaran sekolahnya.

Siang itu, Febi, demikian ia biasa disapa, bersama enam teman sekelasnya kompak memanfaatkan Taman Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk tempat belajar bersama. Di tengah menghadapi ujian semester ganjil, belajar di taman ia rasakan lebih nyaman ketimbang di tempat bimbingan belajar atau di rumah dengan guru privat.

"Belajar di sini terasa lebih enak karena luas, enggak merasa sempit seperti di tempat tertutup. Kalau lelah, bisa langsung liat hijaunya pohon, hilang deh lelahnya," kata siswi kelas XI sebuah SMA negeri di kawasan Kebayoran Baru itu kepada Media Indonesia, Selasa (13/12).

Suasana Taman Langsat, menurut Febi, sudah jauh berubah bila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Saat itu banyak cerita negatif yang ia dengar seputar Taman Langsat, mulai cerita mistis hingga kriminal. Namun, kini Taman Langsat lebih indah untuk dikunjungi sepulang sekolah dan ia juga tidak pernah lagi mendengar cerita negatif tentang taman seluas 3,6 hektare itu.

Taman Langsat tidak hanya hijau karena ditumbuhi banyak pepohonan keras maupun tanaman hias. Taman itu juga bersih dan sepi bila dibandingkan dengan Taman Ayodya yang letaknya berseberangan dengan Taman Langsat. Suasana itu membuatnya bisa lebih berkonsenterasi daripada belajar di Taman Ayodya.

Namun, gadis itu menyayangkan kehadiran pengamen yang sesekali muncul mengusik ketenangan dan membuyarkan konsentrasinya. Selain itu, kolam yang terletak di tengah taman kotor dan menimbulkan bau tidak sedap.

"Kolamnya bau, mungkin karena airnya lagi surut, jadi endapan sampah dan lumpurnya bau. Kalau air kolamnya penuh, biasanya enggak begitu," ujarnya.

Febi juga menyayangkan tidak adanya fasilitas toilet dan kios makanan ringan di sekitar taman. Padahal, jika fasilitas itu ada dan ditata dengan baik, masyarakat akan makin tertarik beraktivitas di taman.

Terkait dengan keluhan itu, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan pihaknya harus berhati-hati dalam menempatkan pedagang di taman. Ia khawatir kehadiran kios memancing munculnya pedagang kaki lima (PKL) liar yang selalu menimbulkan kekumuhan di taman. "Selama ini (pedagang) kan malah selalu bikin kotor dan membuat pengunjung enggan datang," ujarnya. (Putri Anisa Yuliani/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya