Kehadiran Proyek ITF DKI, Nasib 7 Ribu Pemulung Terancam

Ilham Wibowo
16/12/2016 13:01
Kehadiran Proyek ITF DKI, Nasib 7 Ribu Pemulung Terancam
(MI/ATET DWI PRAMADIA)

KEHADIRAN proyek teknologi pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara diklaim mampu mengolah 2.200 ton sampah perhari. Teknologi yang selesai pada 2019 ini tidak perlu menggunakan jasa banyak orang.

Selain ITF Sunter, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun kini tengah mengebut proyek serupa untuk empat kawasan ibu kota lain seperti di Marunda, Cilincing, Cakung, dan Rorotan. Proyek rencananya dilakukan bekerja sama dengan investor swasta lainnya.

Kemudian, bila seluruh proyek telah selesai, Pemprov DKI Jakarta tidak akan menggunakan Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Bantargebang. Lokasi itu diproyeksikan menjadi destinasi wisata penghijauan.

Proyek investasi di satu lokasi yang diketahui senilai Rp3 triliun itu bukan tanpa masalah. Dampaknya, nasib 7 ribu pemulung yang biasa mengais rezeki dari sampah di UPST Bantargebang saat ini pun akan hilang.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan kehadiran proyek ITF ini merupakan suatu proses grand desain penghijauan perkotaan. Para pemulung tersebut sudah semestinya menyadari perkembangan penanganan sampah di ibu kota.

"Ini suatu proses kan. Kalau untuk di 2-3 tahun ke depan sampah harus masuk ke ITF. Pemulung harus menyadari ini penanganan sampah kota," kata Isnawa di Balai Kota, Jumat (16/12)

Menurut Isnawa, tidak mungkin Pemerintah DKI mempertahankan pengolahan sampah yang berantakan kemudian dimanfaatkan pemulung. Sebab, pengolahan sampah mesti menyeluruh dan menghasilkan nilai tambah.

"Kita harus sejajar dengan kota lain di dunialah," ucapnya.

Meski memberikan dampak positif dalam pemanfaatan jumlah sampah, Pemerintah DKI Jakarta tidak bisa mempertahankan kehadiran pemulung. Ia berharap seluruh warga Jakarta punya kesadaran untuk memilah sampah. Kemudian, proses pengolahan sampah menjadi lebih mudah.

"Aspek memilah sampah di rumah tangga ini harus kita edukasi kepada warga Jakarta," kata Isnawa. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya