Menguji Kesabaran di Jalan Otista Raya

02/12/2016 09:39
Menguji Kesabaran di Jalan Otista Raya
(MI/IMMANUEL ANTONIUS)

SUDAH empat hari ini, Dika, 33, warga Bekasi, Jawa Barat, selalu ngedumel saban kali lewat Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Jakarta Timur. Sebagai pengendara roda dua, ia merasa menjadi korban kemacetan akibat molornya proyek perbaikan saluran air di Jalan Otista yang sudah berlangsung selama tiga bulan ini.

Hampir separuh badan jalan diambil untuk pengerjaan proyek itu. Jalan yang sejatinya tiga lajur itu menyempit dan hanya menyisakan ruas yang hanya cukup dilalui dua mobil.

Alhasil, kemacetan pun mengular ke mana-mana gara-gara proyek yang berjarak sekitar 150 meter dari Terminal Kampung Melayu tersebut.

“Macetnya minta ampun. Butuh setengah jam untuk lepas dari kemacetan. Saya yang bawa sepeda motor saja bisa setengah jam, apalagi yang bawa mobil,” keluh Dika.
Berdasarkan pengamatan kemarin, kemacetan akibat bottle neck itu luar biasa parah. Di jam sibuk, pukul 08.00 WIB, laju kendaraan roda empat hanya bisa maju 30 cm per 2 menit. Setiap kendaraan berebut untuk segera lolos dari kemacetan itu.

Kemacetan seakan semakin sempurna karena tak jauh dari proyek galian tersebut ada traffic light. “Sudah tertahan lampu merah, masih tertahan pula oleh proyek galian ini. Benar-benar diuji kesabaran kita,” ujar Dika.

Proyek perbaikan saluran air dari Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur itu sebenarnya ditargetkan rampung pada 27 November lalu setelah dikerjakan sejak Agustus 2016. Namun, hingga kini, lubang besar masih menganga di jalan tersebut. Belum ada tanda-tanda proyek itu bakal segera rampung.

Selain di Jalan Otista, proyek perbaikan saluran yang dikeluhkan masyarakat ialah proyek di Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Jatinegara Timur. Perkaranya sama, jalanan dibuat macet gara-gara badan jalan diokupasi proyek perbaikan saluran.

Ketua RW 006 Kelurahan Bali Mester, Jatinegara, Sri Mulyono, mengatakan tak cuma pengendara yang dirugikan lambannya penyelesaian proyek tersebut. Warga dan para pemilik ruko juga banyak yang protes karena kontraktor tidak menepati janji.

Seharusnya, setelah pengerjaan yang dilakukan pada malam hari, pada pagi hari saluran sudah tertutup sehingga jalan bisa dilewati.

“Ini sudah tiga hari sejak Senin (28/11) saluran dibiarkan terbuka di Jalan Jatinegara Timur. Pemilik ruko memang tetap bisa masuk, tapi harus pakai papan kayu buat jembatan,” kata Mulyono.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Seksi Pembangunan Sudin Tata Air Jakarta Timur Achmad Daeroby membenarkan adanya keterlambatan dalam pengerjaan proyek yang nilainya mencapai Rp59 miliar itu. Dia memastikan proyek di Jalan Jatinegara Timur selesai pada 15 Desember nanti. “Kalau yang di Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Otista, selesai pada 20 Desember. Lebih lama karena di dua jalan itu utilitas seperti kabel listrik, pipa air, dan tiang listrik harus dibongkar terlebih dahulu. Ada pula pohon yang akarnya berada di jalur saluran,” tandas Roby. (Budi Ernanto/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya