Ponsel Pintar Antar Irfan ke Titik Mengemis

Deni Aryanto, Putri Anisa Yuliani
23/11/2016 08:58
Ponsel Pintar Antar Irfan ke Titik Mengemis
(Dok. Dinas Sosial DKI)

KISAH pengemis berpenghasilan tinggi ditemukan lagi oleh Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S). Kali ini, petugas yang biasa disebut pasukan ungu dari Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat menjemput Muhammad Irfan, 28, yang mengemis di jembatan penyeberangan orang Tosari, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, pada Oktober lalu petugas juga menangkap Mukhlis, kakek yang mengemis di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dengan uang Rp80 juta di kantongnya. Adapun dari tangan Irfan yang berasal dari Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, petugas mendapati uang Rp1.050.000 dan dua ponsel pintar merek terkenal.

Kedua benda berfitur canggih itu diduga didapatkan dengan cara mengandalkan belas kasihan masyarakat yang melintas di sekitar tempat ia mengemis di beberapa tempat di Ibu Kota. Keterbatasan fisik pada kaki kirinya menjadi senjata untuk mengeruk rupiah dari masyarakat yang melintas. Dengan cara memelas, uang pun datang.

"Dia (Irfan) sering berpindah-pindah di beberapa titik di Jakarta. Antara lain sekitar kawasan pusat perbelanjaan Citraland, Pasar Kebayoran Lama, Sarinah, dan beberapa tempat lainnya," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Susana Budi Susilowati, kemarin (Selasa, 22/11).

Irfan mulai merantau ke Jakarta pada 2010, tanpa sengaja. Ia awalnya kabur dari rumah dengan membawa uang Rp500 ribu milik neneknya. Dengan menumpang bus umum, laki-laki itu turun di depan Citraland, Grogol, Jakarta Barat. Di sanalah ia mulai mengemis dengan penghasilan rata-rata Rp200 ribu per hari.

Menurut Susana, pertama kali Irfan mengemis di JPO Universitas Trisakti, Grogol. Untuk tempat tinggal, ia mengontrak di kawasan Pesing, dengan tarif Rp200 ribu per bulan. Pada 2013 ia pindah ke Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jaksel, dan terus mengemis. Setelah ditangkap dari JPO Sarinah, Irfan dikirim ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 di Kedoya, Jakarta Barat.

Kepala Bidang Humas Dinas Sosial DKI Jakarta Miftahul Huda menambahkan, setiap hari Irfan bisa mudah menjangkau lokasi untuk mengemis dari kontrakannya dengan memanfaatkan jasa layanan ojek daring melalui ponsel canggihnya.

Ia berharap masyarakat tidak mudah memberikan sesuatu kepada pengemis. Menurutnya, kebiasaan itu yang memicu maraknya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di jalanan. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya