Kasus Pengadangan Kampanye Ahok-Djarot, Polisi Baru Periksa 12 Saksi

Nicky Aulia Widadio
21/11/2016 20:48
Kasus Pengadangan Kampanye Ahok-Djarot, Polisi Baru Periksa 12 Saksi
(ANTARA)

WAKIL Gubernur DKI Jakarta nonaktif Djarot Saiful Hidayat diperiksa sebagai saksi dalam kasus pengadangan kampanye di Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu, Senin (21/11) petang.

Dalam pemeriksaan di Markas Polda Metro Jaya itu, Djarot memberikan keterangan terkait kronologis pengadangan kegiatan kampanye yang diduga dilakukan oleh tersangka NS.

Djarot tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 16.00 WIB dan selesai diperiksa pukul 18.15 WIB. Ia didampingi oleh Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, yang juga turut dimintai keterangan sebagai saksi.

Kepada penyidik, Djarot mengatakan dirinya ditunjukkan NS, yang mengaku sebagai komandan dari kelompok yang mengadangnya.

"Jadi ditunjukkan apa ini orangnya, saya katakan betul. Ketika saya bilang 'mana komandannya, mana komandannya' keluar lah orang itu. Dan saya sudah jelaskan kronologis dialog saya dengan komandannya itu," kata Djarot seusai melalui pemeriksaan sebagai saksi.

Saat kejadian berlangsung, ia mengaku tidak mengenali orang-orang yang melakukan pengadangan. Djarot juga menduga pengadangan tersebut dilakukan secara terorganisasi.

"Kalau terorganisir sebetulnya tergantung pihak penyidik. Kalau tidak terorganisir kan susah ya, karena sekelompok orang itu ternyata mengikuti saya ketika kami berdialog dan silaturahmi Pak Haji Saman," ingatnya.

Padahal. menurut Djarot, warga yang ia sambangi saat itu tidak melakukan penolakan untuk bertatap muka dan berdialog. Dengan kehadiran kelompok-kelompok pengadang seperti ini, ia meminta agar masyarakat, khususnya para pendukung Ahok-Djarot, tidak terprovokasi dengan aksi tersebut.

"Saat kita berpindah ke tempat yang lain datang lah sekelompok orang tersebut yang kami menduga sebagian dari mereka bukan warga di sana. Jadi kalau gitu ada upaya upaya kesengajaan," tambahnya.

Selaku Tim Pemenangan Ahok-Djarot yang turut berada di lokasi kejadian, Prasetio juga menyampaikan kecurigaan yang sama. Ia menganggap aksi pengadangan yang ia duga terorganisasi ini merupakan bentuk penistaan terhadap pesta demokrasi di Ibu Kota. Terutama setelah sejumlah kejadian yang terjadi di Sawah Besar, Kebon Jeruk, Kembangan, Ciracas, Pondok Kopi, dan Karang Anyar.

"Jadi kalau saya melihat di beberapa media sosial khususnya di Jakarta Barat, di Sawah Besar dengan Ciracas ada bebarapa orang yang sama. Kalau pandangan saya sebagai ketua tim, ini sudah terorganisir," tegasnya.

Sub Direktorat Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya hari ini memeriksa 12 saksi terkait kasus tersebut. Tiga orang di antaranya berasal dari pihak Djarot. Hingga kini, polisi baru menetapkan satu tersangka yakni NS sebagai pelaku pengadangan. NS mengaku sebagai komandan kelompok saat melakukan aksinya.

Sementara itu, polisi juga belum mengetahui motif NA melakukan pengadangan lantaran belum melakukan pemeriksaan intensif.

"Saya belum bisa menyampaikan itu. Tunggu satu dua hari ini karena jadwalnya hari ini baru memeriksa saksi 12 orang. Tentunya nanti akan kita tunggu tindak lanjutnya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya