Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PROYEK mass rapid transit (MRT) membutuhkan tambahan dana Rp2,6 triliun. Dana itu diperlukan buat membiayai biaya desain ulang, permasalahan pembebasan lahan, dan adanya perubahan harga kontrak awal.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, tambahan dana pembangunan MRT tahap pertama rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia akan disampaikan pada Japan International Cooperation Agency (JICA) selaku pemberi pinjaman.
"Harapannya (tambahan dana) diberikan pada 2018, supaya konstruksi tidak terhambat," kata Wiliam di Kantor PT MRT Jakarta, Jalan MH Tramrin, Jakarta Pusat, Selasa (15/11).
Wiliam menjelaskan, Pemprov DKI memiliki aturan baru terkait koefisien gempa. Karena itu, adanya aturan baru itu, desain konstruksi MRT mengalami perubahan.
Kedua, masalah pembebasan lahan di sepanjang jalur proyek MRT, khususnya di wilayah jalur layang (elevated section). Sebagian masyarakat menolak menjual tanah mereka. Karena itu, desain stasiun terpaksa berubah sesuai dengan ketersedian lahan.
Wiliam mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki `Ahok` Purnama meminta harga kontrak awal dievaluasi. Evaluasi dilakukan karena desain MRT sudah berubah, kebutuhan anggaran juga diprediksi juga akan berubah.
"Jadi kami kekurangan Rp2,56 triliun akibat perubahan tersebut. Pak Gubernur minta agar anggaran ini dievaluasi, makanya kami minta BPKP (Badan Pengawas Pembangunan dan Keuangan) dan pihak ketiga untuk audit," ungkap Wiliam.
Pemprov DKI Jakarta sudah mengirim penambahan anggaran surat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kekurangan dana proyek MRT masih akan dibahas apakah menggunakan APBD atau pinjaman.
MRT tahap pertama rute Lebak Bulus-Bundaran HI mulai sepanjang 15,7 kilometer dibangun pada 2013. Rencananya, MRT tahap pertama bisa beroperasi pada 2019.
Progres pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) tahap pertama secara keseluruhan per Oktober 2016 mencapai 58,36%. Kontruksi jalur layang (elevated section) mencapai 50,53% dan jalur bawah tanah (underground section) mencapai 76,16%. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved