Puncak Hujan di Jabodetabek Diprediksi pada Januari-Februari

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim penghujan di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya akan terjadi pada pertengahan Januari hingga Februari. Potensi bencana banjir akan meningkat di bulan-bulan tersebut.

Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, dari data klimatologis, wilayah Jabodetabek akan menghadapi puncak musim penghujan di awal 2017. Namun, Hary tidak bisa memprediksi apakah banjir besar siklus lima tahunan akan kembali terulang di Jakarta.

"BMKG hanya memberikan informasi dengan nilai-nilai yang ada di dinamika atsmosfer. Apakah itu berdampak ke sana (banjir besar), kehadiran bancana bisa setiap saat. Bencana-bencana hidrometeorologi itu kapan pun bisa terjadi," kata Hary di kantor BMKG, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (15/11).

Menurut Hary, siklus banjir lima tahunan di Jakarta sudah tidak berlaku lagi. Dalam beberapa tahun terakhir banjir besar kerap terjadi di luar jangka waktu per lima tahun.

"Tahun 2013, pernah terjadi banjir besar," ujar Hary.

Hary meminta masyarakat tetap waspada dan mengantisipasi di puncak musim penghujan nanti.

Apalagi, potensi banjir dan pohon tumbang di wilayah Jakarta masih cukup tinggi.

Ia meminta kepada dinas terkait untuk merapihkan pohon-pohon yang berpotensi tumbang saat hujan lebat disertai angin turun.

"Tidak mesti ditebang, cukup dipotong ranting dan batangnya," pungkas dia. (MTVN/OL-3)