Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MENYIKAPI bom Samarinda di depan Gereja Oikumene, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) kemarin, sejumlah aktivis lintas agama maupun kemanusiaan menggelar aksi simpatik 1.000 lilin di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Senin (14/11) malam.
Peserta aksi simpatik menamakan diri sebagai Forum Kebhinekaan. Di dalamnya terdiri atas Aktivis 98, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Relawan Jokowi, serta Aktivis Lintas Agama.
Prosesi dimulai dengan menyalakan lilin berwarna merah-putih di sisi barat Bundaran HI. Selesai membacakan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sebuah puisi berisi ungkapan rasa prihatin atas meninggalnya Intan Marbun. Bocah berusia 3 tahun itu harus meregang nyawa akibat kebiadaban pelaku teror bom molotov.
Sejumlah pesan yang tertulis dalam kertas karton tidak lupa dibawa para aktivis. Di antaranya berbunyi 'Kami Cinta Damai', 'Kami Tidak Takut!!!', 'Kutuk Keras Terorisme', serta '#Save Children #Save Indonesia'.
Berbagai kecaman disampaikan para aktivis terhadap kekejian pelaku. Juru Bicara Aksi, Reynhard Joshua Napitupulu, berharap, aksi pengeboman maupun bentuk teror lainnya tidak terjadi lagi. Terlebih, dampaknya hingga merenggut nyawa orang.
"Kami mengecam keras teror yang terjadi. Sudah cukup darah yang tumpah di bangsa ini. Sangat tragis karena korbannya anak-anak," ucap Joshua.
Lilin-lilin yang dinyalakan lewat aksi ini untuk melambangkan kedamaian yang ada di negeri ini. Semoga, api perdamaian akan terus ada di tiap hati masyarakat Indonesia. Sehingga aksi teror maupun konflik tidak kembali terjadi.
"Lilin untuk melambangkan perdamaian. Sekecil apapun apinya, dapat menerangi hati kita masing-masing dari kegelapan," ungkapnya.
Aksi bom Samarinda memang dirasa sangat memukul. Disayangkan, tidak jarang teror dikemas seolah untuk mengintimidasi agama tertentu. Peserta aksi meminta, petugas kepolisian segera mengusut tuntas kasus yang ada.
"Kepada para pemuda, marilah antar umat beragama saling bergotong-royong. Indonesia terbangun oleh semua anak bangsa di negeri ini. Mari kita jaga kerukunan umat beragama. Jangan mudah terprovokasi," ketus Joshua.
Para aktivis menilai, aksi teror kali ini maupun sebelumnya tidak ada kaitannya dengan sentimentil satu agama kepada agama lain. Sudah tidak semestinya darah tumpah dalam sejarah bangsa Indonesia kedepan.
"Apa pun agamanya, kita kan membangun negara dan bangsa ini dengan penuh perjuangan dari latar belakang berbeda. Ini masalah memprihatinkan dan menyentuh rasa kemanusiaan," ujar Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI, Hendry Lokra.
Pascakemerdekaan bangsa ini, sudah sepatutnya masyarakat lebih memikirkan bagaimana membangun peradaban lebih maju dan berprikemanusiaan. Semua harus diciptakan dengan ruang dialog secara terbuka. Hal ini sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
"Setelah mendengar berita, saya prihatin adanya korban dari kalangan anak-anak. Semua makhluk hidup memiliki hak hidup di bumi ini. Mari kita semua saling menjaga," ajaknya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved