Sekali saja, Nanti Warga malah Beternak Tikus

20/10/2016 03:15
Sekali saja, Nanti Warga malah Beternak Tikus
(ILUSTRASI--ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

RENCANA Gerakan Basmi Tikus yang dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta langsung mendapat acungan jempol dari warga. Bagaimana tidak, selain untuk memberantas berbagai penyakit yang ditimbulkan tikus, warga juga diiming-imingi Rp20 ribu untuk setiap ekor tikus yang didapat.

“Sudah kumpulkan saja, nanti lurah ikut turun. Hitung saja berapa buntutnya, nanti kami bayar,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat menyampaikan gagasan itu kemarin.

Tujuan dari gerakan itu, sambungnya, ialah untuk mengantisipasi merebaknya penyakit yang ditimbulkan tikus yang kerap
menyerang anak-anak balita.

Penyakit yang dibawa tikus itu di antaranya leptospirosis, pes, salmonella enterica sarovar typhimurium, rat bite fever
(RBF), dan hantavirus pulmonary syndrome.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan ide gerakan itu muncul dari pemikiran Djarot yang prihatin karena warga Ibu Kota yang sakit gara-gara tikus terus bertambah.

“Terlalu banyak tikus. Karena dari sisi kesehatan, air kencing tikus saja bisa membuat orang sakit. Apalagi di musim penghujan seperti saat ini, penyakit itu lebih mudah mewabah,” kata Ahok di Balai Kota, kemarin.

Namun, Ahok buru-buru meluruskan rencana Pemprov itu. Jangan sampai, iming-iming Rp20 ribu per ekor itu malah bikin
bangkrut pemerintah.

“Ya bisa bangkrut dong. Jadi Rp20 ribu per ekor itu hanya dilakukan sekali. Kalau terus-menerus, nanti orang justru
beternak tikus, malah jualan tikus nanti,” kata Ahok dengan tawa berderai.

Saat ini, rencana Gerakan Basmi Tikus masih dalam proses pematangan di Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Saat dikonfirmasi, Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ali Maulana mengatakan teknik program itu akan dibahas
bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan.

Pihaknya juga akan melibatkan para ketua RT/RW se-Jakarta dalam pematangan rencana itu.

“Untuk mekanismenya kita belum rapatkan secara teknis. Kita belum buat petunjuk pelaksanaannya seperti apa. Jadi,
kita masih menunggu,” imbuh Ali.

Dalam perencanaan yang sudah dibuat, bangkai tikus yang dikumpulkan warga akan diserahkan ke ketua RT/RW
untuk selanjutnya diserahkan ke kelurahan. Pembayaran Rp20 ribu per ekor itu dilakukan pihak kelurahan.

Ali menambahkan bangkai tikus nanti akan dikubur di kedalaman tanah minimal 70 cm. “Enggak bisa dikubur asal-asalan
atau ditaruh saja di atas tanah, itu akan mengundang masalah dan penyakit baru. Nanti akan ditangani masing-masing RT
melalui lurah,” kata dia. (Yanurisa Ananta/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya