Ahok Sebut Sanggar Ciliwung Merdeka tidak Selesaikan Masalah

LB Ciputri Hutabarat
28/9/2016 12:01
Ahok Sebut Sanggar Ciliwung Merdeka tidak Selesaikan Masalah
(MI/Panca Syurkani)

KOMUNITAS Sanggar Ciliwung Merdeka tidak menyelesaikan masalah soal pembenahan Sungai Ciliwung. Diakui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Sanggar Ciliwung Merdeka sempat mengajukan desain untuk membenahi Kali Ciliwung kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Desainnya saya terima, mereka juga kasih petanya. Harga proyeknya Rp1 trilun. Tapi saya minta mereka dapatkan surat kuasa dari warga," kata Ahok di Balai Kota, Rabu (28/9).

Saat ditagih surat izin dari warga, Sanggar Ciliwung Merdeka tidak dapat menunjukkannya kepada pemerintah.

Ahok sebenarnya tidak heran dengan ketidakmampuan Sanggar Ciliwung Merdeka menunjukkan surat tersebut. Pasalnya, Ahok yakin sebenarnya warga Kampung Pulo dan Bukit Duri setuju bibir Kali Ciliwung dibenahi Pemda.

"Sekarang kamu tanya sama orang Kampung Pulo, mereka lebih dukung Ciliwung Merdeka atau normalisasi? Normalisasi dong. Harga tanah mereka bisa naik karena bebas banjir," jelas Ahok.

Ahok memperkirakan harga tanah di bibir Kali Ciliwung bisa mencapai Rp20 juta per meter jika bebas banjir. Alasan itu dianggap Ahok logis ketika para warga tidak menolak untuk digusur dan dilakukan normalisasi di daerah tersebut.

"Dulu siapa yang mau beli Rp20 juta per meter? Karena Kampung Pulo itu cuma Jatinegara loh. Siapa yang mau beli tanah itu di Kampung Pulo. Sekarang orang beli," jelas Ahok.

Karena itu, Ahok menganggap Sanggar Ciliwung Merdeka buntu membenahi Kali Ciliwung. Ahok pun menuding Sanggar Ciliwung Merdeka melakukan loncatan dari Kampung Pulo ke Bukit Duri karena ditolak warga setempat.

"Dari 500an warga tinggal 60-70an warga saja yang tinggal. Yang lain ikut dia enggak? Enggak!," tandas Ahok.

Hari ini, Sanggar Saung Merdeka Ciliwung menggelar aksi di kawasan penertiban Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Tokoh pendiri Museum Rekor Indoneaia (MURI) Jaya Suprana pun tampak hadir mengikuti aksi tersebut.

Pantauan di lapangan, aksi dimulai dari kantor sanggar di RT 06/12 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Salatan. Peserta aksi mengenakan pakaian serba putih. Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Orasi dipimpin langsung pendiri sanggar Romo Sandiawan. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya