Warga Ibu Kota Realistis Sikapi Paslon Cagub Cawagub

Akmal Fauzi
25/9/2016 18:13
Warga Ibu Kota Realistis Sikapi Paslon Cagub Cawagub
(Ilustrasi)

TIGA pasangan calon telah resmi mendaftarkan diri untuk bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada Februari 2017. Ketiga paslon itu ialah duet petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, kemudian penantang mereka Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Beragam respons dari warga Ibu Kota pun mulai bermunculan terhadap tiga paslon yang akan memimpin mereka lima tahun ke depan. Mulai dari karakter ketiga pasangan, pengalaman, hingga ada kesan coba-coba dari paslon.

Rista Diana, 21, mahasiswa di salah satu universitas negeri di Jakarta menuturkan, kandidat di Pilgub DKI kali ini memiliki karakter yang beda satu sama lain. Menurutnya, hal itu tentu menguntungkan bagi warga Jakarta itu sendiri.

"Luar biasa Pilkada kali ini. Ada yang tegas, kalem, dan ada calon yang ganteng ala-ala aktor film Korea yang berperan jadi tentara. Banyak pilihan semakin bagus dong," kata mahasiswa yang tinggal di Pondok Labu, Jakarta Selatan, itu

Pun demikian bagi pemilih pemula untuk Pilgub DKI seperti dirinya, tentu penting berpikir realistis untuk memilih calon pemimpin Ibu Kota.

"Tentu nggak mau salah di awal dong. Maka saya pilih yang sudah ketahuan kerjanya aja. Pak Ahok lah, tinggal dikalemin aja, jangan kebanyakan teriak-teriak Pak," ujarnya

Hal yang sama diungkapkan, Tri Nugroho, 28, warga Matraman, Jakarta Timur. Ia menyebutkan, dari rangkaian proses Pilgub DKI selain calon petahana, belum terlihat ada paslon yang menunjukkan pemikiran untuk membuat Jakarta lebih baik dari saat ini.

"Yang ada cuma jelek-jelekin. Retorika doang. Ada lagi calon yang tiba-tiba muncul, entah dipaksa atau terpaksa, atau cuma mau nyoba aja. Jadi warga Jakarta cukup pintar kok pilih yang sudah jelas kerjanya," kata pegawai Bank swasta itu.

Septriadi, 39, warga Kemayoran, Jakarta Pusat, menjelaskan, ada kesan dadakan dari paslon yang muncul di Pilkada DKI kali ini. Menurutnya, untuk sekelas Kota Jakarta hal itu tentu berbahaya jika memimpin di Ibu Kota ke depan.

"Yang kemarin muncul di media tiba-tiba hilang. Ini sekarang tiba-tiba muncul Agus (Harimurti Yudhoyono), yang nggak disangka-sangka muncul, posisinya cagub pula. Walaupun pasangannya (Sylviana) itu orang pemerintahan, saya nggak yakin. Jangan sampai program yang sudah ada dan baik tidak berjalan, dia malah tidak kerja apa-apa," ujar pria yang berprofesi sebagai guru di sekolah dasar (SD) di Jakarta itu.

Lain halnya dengan Joko Ismoyo, warga Penjaringan, Jakarta Utara. Menurut dia, memilih calon pemimpin Jakarta dilihat dari latarbelakang profesi. Menurutnya, sosok Agus bisa memimpin Jakarta dengan strategi taktis. Hal itu lantaran latar belakang militer mampu memimpin pemerintahan dengan baik.

"Dia kan dari militer yah, tegas tentunya, punya strategi yang jelas memimpin. Beda sama Pak Anies, dia lebih cocok jadi rektor saja (akademisi)," ujar pria yang kesehariannya sebagai driver ojek online itu. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya