Ahli Toksikologi Australia Ragukan Mirna Meninggal karena Sianida

Arga Sumantri
21/9/2016 13:15
Ahli Toksikologi Australia Ragukan Mirna Meninggal karena Sianida
(MI/Bary Fathahilah)

AHLI farmakologi dan toksikologi forensik dari Australia Michael Robertson jadi saksi pertama di sidang ke-23 kasus kematian Wayan Mirna. Berdasarkan analisisnya, Robertson meragukan ada sianida yang masuk ke dalam tubuh Mirna.

"Tidak ada bukti toksikologi masuknya sianida lewat mulut," ujar Robertson yang didampingi penerjemah bernama Arif di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (21/9).

Sebelum membeberkan analisisnya terhadap dokumen berkas kematian Mirna, Robertson mengungkapkan sejumlah alasan. Pertama, tidak ditemukan sianida dalam sampel cairan lambung yang jadi salah satu barang bukti.

Seharusnya, lanjut Robertson, ditemukan bekas sianida di cairan lambung jika Mirna memang meninggal karena sianida yang masuk melalui mulut. Apalagi, sampel cairan lambung diperiksa 70 menit setelah Mirna dinyatakan meninggal.

Robertson juga melihat kejanggalan pada laporan pemeriksaan yang menyebut kadar sianida dalam lambung Mirna sebanyak 0,2 miligram. Jumlah itu, menurut Robertson, terlalu sedikit untuk orang yang divonis meninggal karena sianida.

"Dosis mematikan sianida yang masuk lewat mulut yaitu 2,9 miligram untuk setiap kilogram berat manusia, atau 180 miligram dengan melihat berat badan seseorang sekitar 60 kilogram," jelas Robertson.

Robertson menjelaskan, sifat sianida memang mudah terurai atau menguap. Jika sianida terurai dalam rentang waktu pengambilan sampel maupun pengujian dilakukan, seharusnya di sampel-sampel itu tetap dapat ditemukan sianida.

Sampel cairan lambung Mirna jadi salah satu barang bukti yang dicantumkan dalam berkas hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan dokter forensik menyimpulkan, bahwa cairan lambung Mirna negatif sianida.

Sementara itu, dalam berkas hasil pemeriksaan jasad Mirna dicantumkan terdapat 0,2 miligram sianida di lambung Mirna. Lambung Mirna itu diperiksa tiga hari setelah Mirna meninggal. Saat diperiksa, jasad Mirna juga sudah diformalin.

Mirna diduga tewas karena racun sianida. Dia meregang nyawa tidak lama setelah menyeruput kopi es ala Vietnam di Kafe Olivier, 6 Januari 2016. Kopi untuk Mirna dipesankan oleh Jessica, teman kuliahnya di Billyblue College, Australia.

Jessica kemudian ditetapkan sebagai terdakwa. Dia terancam dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya