Setiap Hari Belajar di Tengah Rasa Cemas

17/9/2016 14:54
Setiap Hari Belajar di Tengah Rasa Cemas
(ANTARA/Lucky R)

RATUSAN siswa, orangtua siswa, dan para guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Kota Tangerang, Banten, selama dua bulan terakhir dilanda rasa waswas.

Pangkalnya ialah dua ruang kelas yang terletak di lantai 2 sekolah tersebut ambles dan miring, lantai serta dindingnya pecah-pecah, sehingga dikhawatirkan ambruk.

Ruang kelas itu memang telah dikosongkan setelah aktivitas belajar mengajar dipindahkan ke ruang laboratorium.

Namun, mereka tetap saja tidak bisa tenang karena gedung sekolah di Jalan Vila Regency, Kelurahan/Kecamatan Priuk, yang dibangun Pemerintah Kota Tangerang pada 2013 itu bisa saja tiba-tiba roboh saat aktivitas belajar mengajar tengah berlangsung.

"Dua ruang kelas yang kondisinya sangat memprihatinkan sudah kami kosongkan," Kepala SMAN 15 Roni Yunardi, kemarin.

Menurutnya, gedung sekolah ambles karena bangunan itu didirikan bekas rawa sehingga kondisinya labil.

Karena itu, ketika tanah bergerak, konstruksi bangunan pun bergeser hingga 10 sentimeter.

Perasaan khawatir antara lain melanda Dewi, orangtua salah seorang siswa kelas 11 yang tinggal di Vila Regency.

Setiap anaknya berangkat sekolah, ia tidak bisa melepasnya dengan tenang.

"Saya selalu waswas. Namun, kalau anak saya enggak masuk seolah, nanti ketinggalan pelajaran," ujarnya.

Karena itu, Dewi berharap Pemerintah Kota Tangerang segera memperbaiki gedung sekolah tersebut sebelum bangunan itu betul-betul ambruk.

Harapan yang sama juga disampaikan salah seorang murid, Andika Dewi, agar ia dan ratusan murid lainnya dapat mengikuti pelajaran dengan tenang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Abduh Surahman mengatakan pihaknya sudah mengusulkan kepada wali kota agar bangunan SMAN 15 direnovasi.

Menurutnya, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah sudah menyetujui usul tersebut.

Selain kepada wali kota, usul perbaikan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten agar menyediakan anggaran untuk perbaikan sekolah tersebut dalam APBD.

Untuk mengantisipasi bangunan roboh, kata Abduh, ia telah meminta dinas bangunan agar terus memantau kondisi bangunan tersebut.

Bila hasil pantauan menyatakan bangunan kritis dan tidak bisa lagi diselamatkan, seluruh bangunan akan dikosongkan.

"Kami minta kondisinya dipantau. Apakah gedung itu berbahaya atau tidak. Kalau memang berbahaya, dalam waktu dekat kami akan memindahkan aktivitas belajar mengajar di SMAN 15 ke sekolah lain yang dekat dengan lokasi," kata dia. (Sumantri/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya