Penyandera di Pondok Indah Sembunyikan Senjata Api

Deny Irwanto
13/9/2016 12:57
Penyandera di Pondok Indah  Sembunyikan Senjata Api
(ANTARA)

POLISI mendapat fakta baru saat prarekonstruksi kasus penyanderaan di rumah Asep Sulaeman, Jalan Bukit Hijau 9, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tersangka AJ membawa dua pucuk senjata api saat beraksi.

Prarekonstruksi diawali di Rumah Sakit Qadr, Karawaci, Kota Tangerang, sekitar pukul 11.00 WIB.

Dalam adegan ketujuh, pelaku utama AJ diketahui memiliki dua pucuk senjata api. Senjata api yang ia pegang jenis Wather PPK dan satu senjata api jenis revolver ia serahkan ke S.

"Senjata, baru satu yang ditemukan penyidik. Dengan fakta baru yang dikuatkan dengan prarekonstruksi, kami berupaya mencari satu senjata yang belum ditemukan," kata Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawandi di lokasi prarekonstruksi, Selasa (13/9).

Hendy menjelaskan, hingga saat ini, AJ dan S masih menutupi tempat penyebunyian senjata api tersebut. Penyidik Polda Metro Jaya akan meminta bantuan Gegana mencari senjata api tersebut.

Saat prarekonstruksi tergambar pelaku utama AJ membagi tugas kepada empat rekannya, S, RHN, SAS, dan S alias CH. Pembagian tugas dilakukan di halaman parkir Rumah Sakit Qadr.

Pembagian tugas juga dilakukan di dalam mobil Fortuner milik pelaku. Dalam prarekonstruksi ini, para pelaku didampingi tim pengacara.

"Total 21 adegan, ada beberapa tambahan yang disesuaikan. Setelah ini ke Hotel Asri, Ciputat. Pelaku di sana jam 12 malam (sebelum eksekusi), sempat makan di Hotel Asri, kemudian pukul 01.30 WIB mereka menuju ke TKP," ujar Hendy.

Penyanderaan di rumah Asep pada 3 September sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah sembilan jam, polisi meringkus dua pelaku berinisial AJ dan S dan menyelamatkan Asep, anak, dan istrinya.

Ternyata AJ dan S dibantu tiga orang yang menungggu di luar rumah korban. Ketiganya melarikan diri menggunakan mobil milik AJ setelah mengetahui aksinya terendus polisi.

Lalu, polisi menangkap mereka, yakni RHN, HS, dan SAS di wilayah Cilegon dan Tangerang pada 7 September malam. Namun, polisi melepaskan HS lantaran tidak terbukti terlibat menyandera Asep dan keluarga.

Satu pelaku terakhir berinisial S menyerahkan diri ke polisi pada 10 September.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menyatakan, kejahatan di rumah Asep murni perampokan.

"Ini diperkuat dengan adanya perencanaan yang matang, termasuk pembagian tugas dari masing-masing tersangka," kata Awi.

Awi mengatakan, AJ, yang diduga otak kejahatan ini, sempat menodongkan senjata api ke Asep. Selama beberapa jam AJ dan S menguasai harta benda berupa dompet milik istri Asep dan tiga handpone milik korban.

Asep diketahui sempat menjabat Vice President Exploration ExxonMobil Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas. Lulusan Universitas Padjajaran itu adalah seorang geologis senior. Dia juga penghubung Exxon dengan pemerintah dan perusahaan lainnya.

Sedangkan Bambang Sunaryo, kuasa hukum tersangka AJ, mengatakan, masalah pribadi antara AJ dengan istri Asep yang melatarbelakangi kejadian tersebut.

"AJ dengan ibu E (istri Asep) ada hubungan pekerjaan," kata Bambang, Jumat 9 September.

Menurut Bambang, AJ dan Asep sempat berkomunikasi, bahkan salat berjamaah. Asep juga menelepon istri AJ menyampaikan masalah antara AJ dan istrinya bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Perampokan itu tenggat waktunya lima sampai 20 menit. Ini sekian jam, apakah ini bisa dikatakan perampokan?" jelas Bambang. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya