Warga Bukit Duri Diminta Bongkar Sendiri Rumah Mereka

Putri Anisa Yuliani
12/9/2016 18:21
Warga Bukit Duri Diminta Bongkar Sendiri Rumah Mereka
(ANTARA)

WARGA Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, diminta membongkar sendiri materi bangunan rumah mereka yang masuk ke dalam trase penertiban untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menjelaskan imbauan pembongkaran sendiri itu disosialisasikan agar masyarakat masih bisa memanfaatkan bahan bangunan untul dijual.

Menurutnya, sudah beberapa warga yang menjalankan sosialisasi tersebut dengan membongkar sendiri bangunan mereka untuk dijual kembali ke tengkulak barang bekas.

"Yang masih bisa dijual kan lumayan. Daripada kita yang bongkar nanti hancur semua," kata Kurniadi ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (12/9).

Kurniadi menyatakan penertiban bangunan liar di bibir Kali Ciliwung akan jalan terus meskipun ada imbauan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menunda sementara penertiban karena gugatan warga akan diproses.

Menurutnya, selama tidak ada perintah resmi untuk dihentikan, ia menyebut Surat Peringatan ketiga atau SP3 penertiban akan tetap ditertibkan pada Selasa (13/9) serta disusul terbitnya Surat Perintah Bongkar (SPB) sehari setelahnya atau pada Rabu (14/9).

"Kan itu cuma imbauan. Lagi pula ini proyek pemerintah pusat dalam rangka pengendalian banjir. Kami hanya menjalankan," ujarnya.

Dari pantauan Media Indonesia, ratusan bangunan masih berdiri kokoh di pinggir Kali Ciliwung, tepatnya di Jalan Bukit Duri Raya. Jalan yang sebagian besar dihuni toko material itu seakan tidak terusik dengan berita penertiban.

Namun, ada pula sedikit bangunan yang dibongkar pemiliknya sehingga terlihat hanya tinggal rangka dinding saja yang berdiri.

Salah satu warga yang terlihat membongkar sendiri bangunannya adalah Sobirin, 60. Warga RT05/RW12 Kelurahan Bukit Duri ini sebenarnya baru memperbaiki rumah kontrakannya. Namun, mengetahui info penertiban, ia pun sukarela membongkar bangunannya dan menjual beberapa bahan bangunan seperti genteng asbes, kayu balok, jendela, ubin, dan daun pintu

Tukang ojek yang masih memiliki seorang anak dan seorang istri untuk dinafkahi ini menyatakan sudah sejak lima hari lalu pindah ke Rusunawa Rawabebek, Jakarta Timur. Ia mengeluhkan susahnya berusaha di sana.

"Jadinya masih mengojek di sekitar Manggarai karena nggak tahu di sana mau usaha apa," kata Sobirin.

Ia menyebut sebagian warga di RT06/RW12 masih cukup banyak yang menentang penggusuran. Sobirin pun tidak menampik masih menaruh harapan penggusuran bisa dihentikan.

"Biarin deh yang nolak. Mungkin juga yang sedikit nolak itu bisa mewakili kami dan berhasil berhentiin penggusuran," ujarnya.

Ia keberatan tinggal di rusun karena harus mengeluarkan biaya ratusan ribu Rupiah untuk pemeliharaan. Padahal ia hanya berprofesi sebagai tukang ojek. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya