Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
HAMPIR sepekan jelang Hari Raya Idul Adha, penjualan hewan kurban khususnya di wilayah Jakarta Pusat masih berjalan tertib. Sejauh ini, pedagang memilih berjualan di sentra hewan kurban yang disediakan pemerintah dengan pertimbangan lebih aman dan nyaman.
Berdasarkan pengamatan Minggu (4/9), tidak terlihat aktivitas pedagang hewan kurban di atas trotoar maupun memakan badan jalan di sekitar Jalan KH Mas Mansyur Tanah Abang, Gang Laler, Jalan Selaparan, dan Lumba-Lumba di Kemayoran. Biasanya, di titik-titik itu tiap tahunnya kerap muncul pedagang hewan kurban liar yang memanfaatkan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum).
Kondisi paling parah biasa berlangsung di sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang. Pada kedua ruas jalan tersebut, keberadaan pedagang hewan kurban menyesaki sebagian besar trotoar hingga turun ke badan jalan.
Bahkan, aparat terkait terus dibuat kewalahan dan lebih pilih mengalah akibat adanya perlawanan fisik dari pedagang.
Terakhir kondisi demikian terjadi pada jelang Hari Raya Idul Adha 2015. Meski sudah berulang kali diberi sosialisasi maupun surat peringatan, saat hendak ditertibkan ratusan pedagang melakukan perlawanan dengan memblokir jalan dan menyiapkan batu serta potongan kayu untuk menghalau petugas.
Hingga akhirnya, petugas mengalah dan kegiatan penjualan hewan kurban secara liar tetap berjalan. Kendati saat itu sudah disiapkan lahan kosong di samping kantor Kecamatan Tanah Abang untuk relokasi pedagang.
Tidak untuk tahun ini, penjualan hewan kurban di Tanah Abang berjalan tertib. Pedagang lebih memilih berjualan di sejumlah lahan yang disediakan sebagai sentra hewan kurban oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat. Lokasinya memanfaatkan lahan kosong yang masih berada di sekitar Jalan KH Mas Mansyur tanpa mengganggu pejalan maupun pengendara.
"Lebih enak di sini, tempatnya lega. Kalau di trotoar sebenarnya lebih sempit," ungkap Maman, salah seorang pedagang hewan kurban yang mengisi sentra hewan kurban di samping jalan layang KH Mas Mansyur, Minggu (4/9).
Lokasi sentra hewan kurban di Tanah Abang memang terbilang cukup mudah dijangkau calon pembeli. Di sekitarnya juga sengaja dipasang spanduk ukuran besar tentang informasi penjualan hewan.
Selain cukup jelas terlihat keberadaannya, Maman juga mengaku kondisi kesehatan hewan kurban yang dijualnya lebih terjaga, lantaran terus diawasi petugas terkait dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Tapi belum bisa dipastiin, apakah nanti benar-benar enggak ada yang berjualan di trotoar. Itu rawannya dekat-dekat Idul Adha, lima sampai tiga hari terakhir. Takutnya mulai nongol pedagang dadakan musiman," ujarnya.
Dikatakan Maman, sebagian besar pedagang hewan kurban di Tanah Abang sudah puluhan tahun lamanya beroperasi dan usaha yang dijalankan merupakan kegiatan turun-temurun dari para orangtua terdahulu. Atas dasar itu, selama ini mereka tetap keras berjualan meskipun terus mendapat ancaman akan ditertibkan.
"(Tahun-tahun) kemarin kan kita dilarang jualan di jalan tapi enggak ada tempat penampungan. Kalau tahun kemarin kita nekat lawan petugas karena tempat penampungan di samping kecamatan (Tanah Abang) sempit, ditambah lagi lokasinya ngumpet," katanya.
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede menegaskan pada dasarnya pemerintah tidak melarang masyarakat berjualan hewan kurban. Hanya saja, kegiatannya tidak melanggar aturan, sesuai Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 168 Tahun 2015 tentang Pemotongan Hewan Kurban.
Disediakannya lahan khusus hewan kurban di Tanah Abang juga untuk mencegah terjadinya gesekan antara pedagang dan petugas saat penertiban. Terkait sentra hewan, Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyerahkan sepenuhnya kepada komunitas pedagang dalam hal pengelolaannya.
"Jadi para pedagang sudah tidak ada alasan lagi tempati trotoar. Disitu (sentra hewan kurban) bisa muat ratusan pedagang. Kami sudah sediakan tempat dan diatur dengan baik. Pastinya lokasinya strategis kok," terang Mangara.
Berdirinya sentra hewan kurban tak lain untuk mendidik perilaku tertib masyarakat, baik penjual dan pembeli. Persoalan saat ini, masyarakat lebih cenderung ingin sesuatu yang praktis, meski pada kenyataannya mengganggu ketertiban.
"Banyak juga masyarakat yang lebih suka adanya tempat penjualan hewan di pinggir jalan. Jadi mereka mau lihat sama tawar hewan dari atas kendaraan saja bisa, tapi dampaknya kan mengganggu orang lain," cetus Camat Tanah Abang Hidayatullah.
Menurut Hidayat, fasilitas yang disediakan di sentra hewan kurban lebih memadai, ketimbang pedagang berjualan di pinggir jalan. Kebutuhan itu mencakup penerangan, area parkir, dan air bersih untuk minum hewan kurban.
"Jadi semua sudah terjamin. Baik kebutuhan pedagang, pembeli, dan hewan kurban," yakinnya.
Menyangkut jaminan keamanan, meski sejauhini masih terbilang kondusif, Hidayat tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Hal itu untuk mengantisipasi apabila nantinya tetap ada pedagang yang nekat berjualan di jalan.
"Kami minta di-back-up penuh dari Polda Metro Jaya. Persoalan tahun lalu, saat penertiban jumlah petugas Satpol PP dan polisi kurang. Jadi sampai terjadi kericuhan dan petugas pilih mengalah," jelasnya. (OL-5)
Tujuh lokasi sentra hewan kurban di Tanah Abang:
1. Samping Flyover Jalan KH Mas Mansyur, Kelurahan Kebon Melati.
2. Pasar Kambing, Jalan Sabeni, Kelurahan Kebon Melati.
3. Seberang Citywalk, Jalan KH Mas Mansyur, Kelurahan Kebon Melati.
4. Jalan Tenaga Listrik, Kelurahan Kebon Melati.
5. Bekas lahan Kompleks Auri, Jalan Tanah Rendah, Kelurahan Kampung Bali.
6. Lahan PT SGI (Seberang Hotel Santika), Jalan KS Tubun, Kelurahan Petamburan
7. Bekas lahan Puskesmas, Jalan Danau Toba, Kelurahan Bendungan Hilir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved