Ahok Bingung Hadapi Banjir di Kemang

BANJIR di kawasan Kemang, Jakarta Selatan akhir pekan lalu membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bingung. Sampai-sampai Ahok meminta para ahli untuk menjawab persoalan mengatasi banjir di kawasan elite tersebut.

"Makanya saya tanya yang pintar-pintar normalisasi sungai bagaimana caranya ya (beresin banjir)?," tanya Ahok di Balai Kota, Senin (29/8).

Ahok bingung karena serba salah dalam menangani kasus di Kemang. Dia menjelaskan pada tahun 1960-an, kawasan Kemang merupakan kawasan hijau yang juga bisa untuk resapan air. Namun, kini, kawasan tersebut berubah menjadi tempat komersial.

"Kamu lihat kan itu jalan naik turun? Ya itu daerah memang daerah aliran sungai tapi sudah jadi kawasan komersial kita mau gimana?" ucap Ahok.

Banyak hotel, tempat makan serta apartemen yang berdiri di Kemang. Parahnya, rata-rata bangunan tersebut sudah punya sertifikat yang dikeluarkan pemerintah yang lalu-lalu. Padahal, cara efektif sebenarnya adalah membongkar bangunan dan memperlebar aliran sungai di Kemang.

"Tapi kita enggak bisa bongkar. Saya enggak mau mempermasalahkan zaman siapa. Sekarang kita mau beli tanah saja deh," ujar Ahok.

Lima titik bangunan dekat aliran sungai Krukut jebol saat banjir akhir pekan lalu. Akibatnya sejumlah tempat di kawasan Kemang, Mampang, dan Pasar Minggu banjir sedikitnya satu setengah meter.

Ahok pun mengaku tidak bisa meletakkan pompa air dengan harga milyaran rupiah untuk meenyelamatkan kawasan tersebut.

"Ya, masa saya letakkan pompa buat ngeluarin banjir di tempat orang yang melanggar jalur?" tandas Ahok. (MTVN/OL-3)