Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BANJIR yang berulang dan diikuti tanah longsor di permukiman warga di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Jumat (19/8), mau tak mau memaksa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil sikap tegas.
Pemprov akan menormalisasi Kali Krukut untuk mengembalikan sungai itu ke wujudnya semula, dari saat ini yang kian sempit.
"Badan kali menjadi sempit akibat pembangunan rumah-rumah warga di sepanjang bantaran kali. Ini yang akan kita normalisasi," terang Asisten Pembangunan Kota Jakarta Selatan, Freddy Setiawan, kemarin.
Tak bisa dimungkiri, luapan air Kali Krukut yang menggenangi permukiman warga hingga 1 meter lebih pada akhir pekan lalu itu disebabkan penyempitan badan kali.
Dari data yang dipegangnya, ada 5.000 kepala keluarga (KK) yang dengan seenaknya membangun rumah di atas bantaran Kali Krukut.
Karena itu, pemprov akan segera merelokasi mereka, paling lambat awal tahun depan.
Setidaknya ada 2.594 peta bidang di 7 kelurahan yang akan terkena normalisasi kali, di antaranya Mampang, Pancoran, dan Pasar Minggu.
Dengan normalisasi itu, sambung Freddy, lebar sungai akan ditambah menjadi 35 meter supaya debit air yang bisa ditampung Kali Krukut bertambah.
Kemampuan daya tampung kali yang menyambung dengan Kali Ciliwung itu akan bertambah, dari semula 100 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik.
Berkaitan dengan banjir dan longsor yang menimpa warga di RT 09 RW 02, Kelurahan Pondok Labu, Freddy mengatakan pihaknya saat ini masih menghitung trase pelebaran Kali Krukut yang melintas di wilayah tersebut.
Ia mengungkapkan, setiap rumah di bibir kali di wilayah itu harus menjauh dari bibir kali hingga 5 meter sesuai garis sempadan kali. Selain untuk pelebaran, hal itu sekaligus untuk pembangunan dinding turap.
Ogah dijual
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan Jakarta Selatan merupakan wilayah yang paling sering terkena banjir.
Karena itu, selain menormalisasi bantaran kali, Ahok juga mau membuat rumah pompa permanen untuk menyedot air hujan.
Ia menjelaskan, Pemprov DKI berencana membeli beberapa rumah warga di daerah Pondok Labu dan Kemang yang berada di bantaran kali untuk digunakan tempat pembangunan pompa permanen tersebut.
"Tapi itu saat ini masih menemui kendala. Ada suatu tempat di Pondok Labu, hanya beberapa puluh rumah, di daerah Kemang juga kalau enggak salah. Kita sudah mau beli, tapi pemiliknya enggak mau jual," kata Ahok di Balai Kota, kemarin.
Karena itu, sejauh ini pemprov hanya bisa mengandalkan pompa mobile untuk mengatasi banjir di permukiman tersebut.
Padahal, biaya operasional pompa mobile itu sangat mahal.
"Kita kalau mau pasang pompa mobile untuk hanya sekitar 7-12 rumah mesti keluarkan biaya operasional miliaran rupiah. Pantas enggak segitu besarnya biaya operasional?" tanya Ahok.
Karena itu, ia menawarkan supaya rumah warga tersebut dibeli pemprov.
"Tapi ada warga yang tidak mau jual dan beralasan banjir hanya datang setahun sekali. Kalau begitu alasannya, jangan teriak dong kalau lagi banjir," tukasnya.(Aya/MTVN/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved