Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanggapi santai terbentuknya Koalisi Kekeluargaan yang akan menghadangnya pada pilkada DKI Jakarta, tahun depan.
Ia tak gentar karena mentalnya sudah teruji dalam menghadapi rivalitas dengan parpol.
"Mau kumpulin semua partai, gua enggak takut. Silakan. Enggak masalah," tegas Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
Kemarin, tujuh partai sepakat membentuk koalisi besar bernama Koalisi Kekeluargaan.
Mereka ialah PDIP, Gerindra, PKS, Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
Namun, mereka belum memilih figur, tapi baru menyepakati kriteria yang ditetapkan untuk kandidat yang bakal diusung, yakni arif, bijaksana, santun, beretika, bersih, dan cerdas.
Menurut Ahok, merupakan hak ketujuh partai tersebut membentuk koalisi yang sangat mungkin bakal menjadi rivalnya di pilkada mendatang.
Ia tak gentar karena mentalnya sudah teruji ketika bersaing dengan parpol yang dibuktikan ketika hendak maju melalui jalur perseorangan bersama relawan Teman Ahok.
"Mental saya waktu itu independen, lawan semua partai," tandasnya.
Ahok menambahkan, pada kenyataannya, tidak semua partai berseberangan dengan dirinya.
Ada tiga partai, yakni NasDem, Hanura, dan Golkar, yang malah mendukungnya apa pun jalur yang ditempuh, lewat perseorangan atau parpol.
Ia menyerahkan hasil akhir pilkada nanti kepada warga Jakarta untuk memilih gubernur yang terbaik.
Ketua Tim Sukses Ahok, Nusron Wahid, juga mengatakan rakyat Jakarta sudah memiliki pilihan.
Karena itu, kata dia, tidak perlu ada yang ditakutkan siapa pun bakal calon yang akan berhadapan dengan Ahok nanti.
"Rakyat sudah punya pilihan. Insya Allah tetap punya keyakinan (untuk memilih Ahok)."
Nusron tak mengkhawatirkan keberadaan Koalisi Kekeluargaan.
Ia juga tak takut bila bakal calon yang mereka usung nanti merupakan lawan yang sepadan bagi Ahok.
"Ya enggak apa-apa. Namanya juga pemilihan," cetusnya.
Dia meyakinkan tiga partai pengusung Ahok akan sanggup menghadapi tujuh partai yang sangat mungkin di posisi berseberangan.
"Ya hadapilah, wong yang milih rakyat, kok, bukan ketua partai."
Dua pasangan
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono yang hadir dalam pertemuan tujuh parpol, kemarin, secara diplomatis mengatakan koalisi dibentuk bukan untuk menantang Ahok.
Ia juga mengaku, pintu bagi Ahok untuk didukung PDIP belum sepenuhnya tertutup karena keputusan akhir berada di tangan DPP dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Namun, menurut pengamat politik UGM Arie Sudjito, terbentuknya Koalisi Kekeluargaan merupakan pertanda bahwa pilkada DKI Jakarta nanti bakal diikuti dua pasangan calon.
Ahok yang diusung tiga partai akan head to head dengan kandidat yang diajukan koalisi tujuh partai.
"Tidak mungkin Koalisi Kekeluargaan mengajukan mengusung dua pasangan calon. Kalau satu kubu mengusung dua pasangan, namanya bukan koalisi," tandasnya.
Arie menilai, meski dibangun tujuh partai, bukan berarti Koalisi Kekeluargaan jaminan untuk memenangi pilkada.
Selain harus bekerja ekstra keras menemukan figur yang bisa menyaingi Ahok, mereka harus mampu menjaga soliditas koalisi. (Deo/Nur/Ssr/X-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved