Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PROYEK moda raya terpadu (MRT) Bundaran HI-Lebak Bulus telah berjalan tiga tahun. Namun, pembangunan trayek 15,7 km itu terhambat proses pembebasan lahan yang terkatung-katung.
Kenyataan itu bisa dilihat dari kemajuan pembangunan struktur layang sepanjang 10 km rute Jl Sisingamangaraja-Lebak Bulus yang baru selesai 35%, jauh tertinggal jika dibandingkan dengan kemajuan struktur bawah tanah (terowongan) Bundaran HI-Senayan sepanjang 6 km yang telah mencapai 70%.
Tercatat masih tersisa 264 bidang tanah dari total 632 bidang yang hingga kini pembebasannya tertunda. Sebanyak 105 di antaranya tergolong kategori kritis yang seharusnya lebih dulu dibebaskan.
“Di atas lahan kritis itu kelak dibangun stasiun, depo, dan area pintu masuk ke stasiun,” kata Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas Bina Marga DKI Jakarta Ahmad Dahlan kepada Media Indonesia, kemarin.
Dirut PT MRT Dono Boestami mengakui proyek senilai Rp17 triliun itu baru dapat dimulai ketika lahan sudah siap 100%. Akan tetapi, sudah berjalan tiga tahun, 10% dari total luas lahan yang dibutuhkan tidak kunjung dibebaskan. “Proyek tidak mulai kalau menunggu lahan bebas.”
Pembebasan lahan yang tidak kunjung beres, lanjut Dono, mengakibatkan tertundanya penyelesaian Stasiun Cipete dan Stasiun Haji Nawi. Alasannya, lahan yang tersedia hanya memungkinkan stasiun memiliki dua pintu masuk. Idealnya setiap stasiun memiliki minimal tiga area pintu masuk demi keselamatan penumpang.
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan pihaknya menempuh langkah konsinyasi untuk membebaskan 8 sampai 12 bidang lahan di Jalan Fatmawati. “Warga ngotot minta Rp50 juta per meter persegi. Sementara itu, harga appraisal-nya Rp26 juta.”
Agus, salah seorang warga yang menempati lahan 500 meter persegi di area proyek MRT di Jalan Lebak Bulus, memilih bertahan sampai pemda membayar ganti rugi. “Saya enggak mau tanda tangan perjanjian pinjam pakai. Bayar dulu baru boleh dibongkar.”
Di sisi lain, di Stasiun Bundaran HI, pekerjaan proyek MRT berlangsung siang malam. Stasiun terbesar dengan panjang 400 meter, lebar 22 meter, dan kedalaman 19 meter itu terdiri atas dua lantai. Lantai dasar untuk peron, terowongan kereta, dan tempat menunggu penumpang. Terdapat dua terowongan dengan diameter 6,05 meter masing-masing.
Menurut Dono, setiap terowongan dikerjakan menggunakan mesin bor raksasa. Dua mesin bor membuat terowongan Bundaran HI-Setiabudi dan dua bor lain mengeruk terowongan Senayan-Setiabudi. Dari total 6 km jalur bawah tanah, keempat mesin bor telah menuntaskan terowongan sepanjang 3,4 km. “Target, akhir tahun selesai.”
Saat pengoperasian di akhir 2018, kata Dono, PT MRT menyediakan 16 rangkaian kereta dengan enam gerbong di tiap rangkaian. Setiap hari PT MRT menargetkan pengangkutan 173.400 penumpang dengan kecepatan 30-40 km per jam.
“Rute Bundaran HI-Lebak Bulus ditempuh sekitar 30 menit. Jarak kedatangan antarkereta sekitar 5 menit. Ke depan, bisa saja menjadi 3 menit,” tandas Dono. (X-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved