Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMERINTAH Kota Madya Jakarta Pusat terus menindak maraknya bangunan liar di wilayahnya. Tidak ditampik, kbeeradaan bangunan liar tersebut menimbulkan tumpukan sampah hingga menyumbat saluran air di sekitarnya.
Seperti diberitakan, Pemerintah Kota Madya Jakarta Pusat baru saja menerima penghargaan Adipura bersama enam kota lainnya. Meski raihan tersebut langsung direspons oleh sebagian warga maupun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menilai bahwa Jakarta Pusat belum pantas mendapatkannya lantaran masih banyak berdiri bangunan liar kumuh dan sampah berserakan.
Kondisi demikian turut memicu banjir saat hujan turun meski dalam intensitas tidak tinggi. Lokasi pertama yang menjadi titik penertiban ialah Jalan Batu Ceper II, Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat. Di tempat tersebut, sebanyak 30 bangunan permanen dan semipermanen yang sebagian dijadikan warung makan dibongkar Petugas Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Seluruh bangunan berada di RT04, 05, 09, 10, dan 14 RW01 Kebon Kelapa. Keberadaan lapak pedagang sebelumnya menutupi hampir sebagian badan Jalan Batu Ceper II selebar sekitar tujuh meter yang menghubungkan Jalan Batu Ceper Raya dan Jati Jajar.
Camat Gambir, Fauzi, saat dijumpai di lokasi, mengatakan, puluhan bangunan liar sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. "Ada bangunan pos RT juga yang dibongkar. Total 30 bangunan kita bongkar," kata Fauzi, Rabu (27/7).
Setelah selesai pembongkaran, lanjut Fauzi, dirinya akan berkoordinasi dengan pihak Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat untuk langkah revitalisasi saluran air. Menurut dia, kondisi saluran air saat ini sudah tidak berfungsi akibat tersumbat sampah yang menyecer dari aktivitas pengguna bangunan liar.
"Saluran air yang digunakan pedagang pasti mati. Banyak sampah. Bagaimana tidak mampat, mau dibersihkan petugas tidak bisa. Karena bangunan pada berdiri di atas saluran air," terangnya.
Di tempat sama, Lurah Kebon Kelapa, Nurbin Tumbur Togar, menambahkan, sebelumnya proses sosialisasi dan mediasi sudah beberapa kali dilakukan pihak kelurahan bersama penghuni bangunan liar. Kesepakatannya, mereka sudah mulai meninggalkan lokasi sehabis Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
"Berulang kali kita sosialisasi dan lakukan penyuratan. Habis Lebaran juga sudah dua kali kita mediasi. Makanya sekarang kita langsung bongkar," ungkapnya.
Wilayah lain di Jakarta Pusat yang juga dilakukan penertiban yakni Jalan Jati Pinggir, Penyambutan, Tanah Abang. Di tempat tersebut berhasil dibongkar ratusan lapak dan gubuk liar. Proses penertiban sendiri sempat ricuh akibat adanya perlawanan dari pemilik bangunan. Namun pada akhirnya dapat diatasi petugas.
"Ada 202 lapak dan 43 gubuk liar yang ditertibkan," jelas Camat Tanah Abang, Hidayatullah.
Berdasarkan pengamatan, Jalan Jati pinggir hampir sepanjang hari, terlebih saat jam sibuk terjadi kemacetan. Selain memiliki badan jalan tidak lebar, banyak berdiri pedagang kaki lima liar dan parkiran kendaraan dari kawasan pemukiman padat penduduk Petamburan. Belum lagi kondisi kumuh yang datang dari sampah terserak begitu saja di pinggir jalan.
Terhadap pedagang tumpah, direncanakan disediakan tempat relokasi ke lahan sekitar Rusun Petamburan. Sementara di lahan yang sudah ditertibkan akan terus dilakukan penjagaan supaya tidak ada lagi berdiri bangunan liar.
"Untuk sementara pedagang ditata dan diperbolehkan berjualan disisi kiri saja. Diperkirakan November (2016) akan direlokasi ke dalam (lahan dekat Rusun Petamburan)," terangnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved