Penyerobotan Busway Marak Lagi

Selamat Saragih
22/7/2016 05:15
Penyerobotan Busway Marak Lagi
(MI/RAMDANI)

JALUR khusus bus Trans-Jakarta atau busway di beberapa koridor belakangan hari kembali diserobot kendaraan lain.

Mobil pribadi, bus umum, dan sepeda motor terlihat melaju di sana.

Upaya sterilisasi yang beberapa waktu lalu dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menjatuhkan sanksi tilang kepada pelanggar belum membuat jera.

Karena itu, ketika petugas lengah, kendaraan-kendaraan nonbus Trans-Jakarta kembali masuk.

Berdasarkan pantauan pada Senin (18/7) dan Selasa (19/7), busway yang belum steril, antara lain Koridor 4 rute Pulo Gadung-Dukuh Atas, Koridor 6 (Dukuh Atas-Ragunan), Koridor 7B (PGC-Ancol), Koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni), dan Koridor 9 (Pluit-Pinang Ranti).

Hanya Koridor 1 atau rute Blok M-Kota yang betul-betul steril.

Di Koridor 4, jalur bus Trans-Jakarta mulai diserobot kendaraan lain, tepatnya di sekitar Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.

Akibat banyaknya kendaraan yang memenuhi jalur khusus tersebut, bus Trans-Jakarta berjalan tersendat bahkan kerap tidak bisa bergerak.

Sementara itu, di Koridor 7B, banyak kendaraan pribadi, metromini hingga mikrolet masuk ke jalur Trans-Jakarta di sekitar Kampung Melayu hingga ujung Jalan Jatinegara Barat atau sekitar Pasar Jatinegara.

Hal sama terjadi di Koridor 8. Sejumlah kendaraan nonbus Trans-Jakarta berbondong-bondong masuk busway di sekitar Permata Hijau.

Sementara itu, di Koridor 9, penyerobotan busway terlihat di ruas Senayan-Jakarta Convention Center (JCC)-Semanggi.

Di beberapa titik, hanya terlihat petugas khusus Trans-Jakarta dan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) yang berjaga.

Dengan begitu, kendaraan pribadi seenaknya masuk, karena mereka tidak bisa menjatuhkan sanksi tilang.

Salah seorang karyawan Trans-Jakarta yang bertugas di Halte JCC Ade Firmansyah membenarkan bahwa belakangan banyak lagi kendaraan pribadi yang masuk ke jalur khusus bus Trans-Jakarta di ruas itu.

Menurutnya, para pengendara berani melanggar aturan karena tidak ada petugas.

"Di ruas ini mobil pribadi atau sepeda motor sering masuk saat tidak ada petugas," katanya.


Tidak malu

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan jalur khusus bus Trans-Jakarta sulit disterilkan karena mental, moral, dan disiplin para pelakunya rendah.

Mereka juga dinilai belum mampu tinggal di kota-kota besar yang masyarakatnya punya rasa malu bila melanggar rambu lalu lintas.

"Mereka sebenarnya belum mampu tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, dan ibu kota negara lainnya yang penduduknya sudah punya rasa malu melanggar rambu lalu lintas yang terpajang depan mata," ujar Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI, Rabu (20/7).

Ia mengaku mendapat laporan bahwa setelah Lebaran banyak kendaraan nonbus Trans-Jakarta masuk ke jalur khusus tersebut.

Para pelanggar memanfaatkan kesempatan saat petugas tidak berjaga, karena petugas memang tidak mungkin berjaga 24 jam di pintu-pintu masuk busway.

Selain itu, belum semua pintu masuk dilengkapi portal.

"Makanya, itu jadi kesempatan mobil non-Trans-Jakarta masuk busway. Pelanggar dan petugas sepeti Tom and Jerry (tikus dan kucing)," kata Ahok.

Menurutnya, ia sudah berupaya keras agar busway steril dari kendaraan lain.

Oleh karena itu, ia juga telah melakukan pendekatan kepada Dirlantas Polda Metro Jaya untuk bekerja sama mengatasi masalah tersebut, sebab Dishubtrans DKI tidak mempunyai wewenang bertindak tegas atau menilang kendaraan pribadi, kecuali angkutan umum.

Padahal, lanjutnya, pelanggar terbanyak ialah kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, ia juga berharap Menteri Perhubungan merevisi undang-undang agar kewenangan petugas Dishubtrans dalam menilang kendaraan pelanggar lalu lintas juga disamakan dengan Polantas. (Nic/8/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya