Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEJUMLAH keluarga pasien menyatakan keberatan melakukan vaksin ulang di RSIA Sayang Bunda, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Padahal, vaksinasi ulang tersebut dilakukan secara cuma-cuma alias gratis.
Catur, 34, salah satu orang tua pasien mengaku telah mendapatkan kabar soal adanya vaksinasi ulang sejak semalam, (Minggu 17/7). Petugas Kementerian Kesehatan telah menghubunginya lewat pesawat telpon. Hanya saja, dirinya menolak untuk melakukan vaksinasi ulang di RSIA Sayang Bunda.
"Saat saya masuk ke dalam ruangan, saya menolak agar anak saya divaksin ulang, sebab saya masih trauma," ujar Catur, Senin (18/7).
Catur mengatakan, dirinya lebih memilih untuk melakukan vaksin pada anaknya di tempat lain dari pada di RSIA Sayang Bunda. Sebab, Ia khawatir kualitas cairan vaksin tersebut juga merupakan ciran vaksin palsu juga.
"Lebih baik saya lakukan vaksin di Posyandu atau Puskesmas saja," ungkap dia.
Catur mengatakan, anak laki-lakinya yang berusia 7 bulan diberikan vaksin di RSIA Sayang Bunda sejak 12 Desember 2015 lalu. Meski mengetahui isi vaksin hanyalah cairan infus, namun sebagai orang tua dirinya pun mengkhawatirkan kondisi anaknya.
Menurutnya, saat pertama kali mendapat vaksin di RSIA Sayang Bunda, anaknya sempat dirawat selama sepekan di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, Kota Bekasi. Namun, ia tidak mau berspekulasi apakah itu akibat dari pemberian vaksin palu atau dikarenakan faktor lainnya.
"Saat itu, pilihan kami melakukan vaksinasi di RSIA Sayang Bunda karena dekat dengan tempat tinggal," ungkap Catur.
Sejawat Catur, Raeni, 31, orang tua pasien lainnya pun mengaku trauma dengan penggunaan vaksin di RSIA Sayang Bunda. Ia pun lebih meyakini vaksin yang diberikan di Puskesmas atau Posyandu.
"Sekarang, kalau mau vaksin saya ke Puskesmas atau Posyandu terdekat saja lah," ujar Raeni.
Dia menjelaskan, terakhir melakukan vaksinasi di rumah sakit ini dikenakan biaya hingga Rp1 juta. Sebab, Ia memilih obat vaksin yang tidak menimbulkan efek demam/panas di tubuh anaknya.
"Saya menyesal, dengan biaya yang sangat besar itu dan ternyata diberikan vaksin palsu," tukas Raeni. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved