Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
HUJAN yang mengguyur Desa Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, kemarin siang, tidak melunturkan semangat warga setempat untuk menyaksikan Festival Meriam Karbit. Warga yang datang ke Lapangan Pangkalan II, Kelurahan Cikiwul, memilih berteduh di bawah tenda yang disediakan panitia. Mereka sabar menunggu hujan reda.
Mereka tidak ingin upaya yang telah dilakukan bersama untuk tetap menghidupkan festival tersebut sia-sia. Apalagi denyut Festival Meriam Karbit nyaris redup karena kekurangan biaya. "Akhirnya Sabtu kemarin kami buka acara Festival Meriam Karbit keempat," ujar Ketua Penyelenggara Festival, Jumantrio saat ditemui, kemarin.
Festival Meriam Karbit kerap digelar setelah Lebaran di Desa Cikiwul. Selain menjadi ajang kumpul dan hiburan bagi warga, festival itu juga untuk mengingatkan pada pejuang tanah Bekasi di masa penjajahan. Tahun ini, Festival Meriam Karbit digelar sejak Sabtu (9/7) hingga Jumat (15/7) mendatang.
Karena begitu kuatnya rasa kepemilikan warga terhadap pesta bersama tersebut, ketiadaan dana yang menjadi kendala dipecahkan bersama. Setiap keluarga menyumbang Rp 5.000 agar festival tersebut bisa terlaksana. "Sebetulnya dari tahun lalu kami berharap ada uluran tangan pemerintah. Namun, rupanya kami hanya mengandalkan urunan warga ditambah uang sewa lapak jualan sebesar Rp20 ribu per hari," jelasnya.
Ia menjelaskan tahun ini ada lima rukun warga (RW) yang mengikuti festival tersebut. Tidak berbeda dengan tahun lalu, para peserta menghias meriam portabel yang terbuat dari besi dengan tema beragam. Salah satunya terlihat dihias warna loreng hitam-hijau lumut khas baju prajurit TNI. "Untuk kreativitas, mereka boleh berkreasi seunik dan sebagus mungkin," tuturnya.
Ratusan kilogram karbit terlihat siap dimasukkan ke tujuh buah meriam karbit yang sudah berjajar di lapangan seluas 3 hektare tersebut. Karbit digunakan sebagai pengganti bubuk mesiu yang menjadi bahan peledak pada meriam asli. Suara dentuman meriam tersebut bisa menggema hingga radius 10 km.
Tidak ada biaya yang dikenakan untuk menyaksikan festival adu meriam karbit tersebut. Warga hanya dibebankan biaya parkir motor sebesar Rp5.000 untuk sekali datang. Hasil perolehan uang parkir tersebut akan digunakan untuk mengadakan acara hiburan yang berlangsung tiap malam selama festival berlangsung.
Munawaroh, 45, salah seorang warga yang datang, mengaku telah rutin menjadi penikmat festival tersebut. Baginya, festival adu meriam karbit merupakan bagian dari kenangan masa kecil. "Dulu kami sering main beginian. Alatnya bikin sendiri, cuma pakai bambu. Ukurannya pun tak sebesar ini, dentumannya lebih rendah," kata Munawaroh. (Gana Buana/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved