Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENTERI Kesehatan RI Nila F Moeloek mengakui pengedaran vaksin palsu pernah terungkap oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2013. Saat itu, lima penyalur vaksin palsu ditangkap dan diproses di Bareskrim Polri.
"Tahun 2013 pernah dilaporkan dan on-off, saat itu BPOM berhasil menemukan dan mengidentifikasi pelaku kemudian dilaporkan ke yang berwenang sekarang timbul kembali," ujar Nila dalam konfrensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (24/6).
Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapetik BPOM Togi Junice Hutajulu mengungkapkan pada 2013, BPOM mendapatkan laporan masyarakat adanya vaksin yang tidak biasa dengan yang selama ini dipakai. BPOM lantas turun ke lapangan dan menemukan adanya vaksin palsu, saat itu ditangkap pula lima penyalur palsu.
Kasus itu lantas dilaporkan ke Bareskrim Polri. Satu pelaku kata Togi sudah dihukum sementara empat lainnya masih menunggu proses.
Rupanya, lanjut Togi setelah ketahuan pada 2013 pelaku tetap melanjutkan usahanya. "Saat temuan saat itu, dan saat ini orangnya, pelaku yang sama walaupun punya nama usaha yang berbeda," beber Togi.
BPOM sendiri kata dia selalu melalukan pengawasan berkelanjutan dengan melaksanakan operasi. Tapi, BPOM tak memiliki kuasa untuk menghentikan peredaran.
"Ini dunia kriminal ada saja pelaku lama dihukum, pelaku baru yang muncul," pungkas Togi
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri menangkap 10 orang pemalsu vaksin. Hasil pengembangan mengungkap tiga kelompok produsen vaksin palsu yang tidak saling mengenal satu sama lain.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Brigjen Pol Agung Setya menyampaikan, awalnya polisi menangkap J pada 16 Juni. J adalah pemilik Toko Azca Medical di Bekasi, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan J, polisi menemukan tiga titik yang diduga menjadi tempat meracik vaksin palsu, yakni di Jalan Serma Hasyim, Bekasi Timur; Puri Hijau Bintaro; dan Kemang Regency, Jakarta Selatan.
Dari tiga lokasi itu, polisi meringkus sembilan orang, terdiri dari lima produsen, dua kurir, satu pencetak label, dan satu penjual. Vaksin palsu itu, lanjut Agung, didistribusikan di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Agung menjelaskan, salah satu pelaku lulusan Akademi Keperawatan.(X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved