Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
RIBUAN penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dari berbagai daerah menyerbu Kota Bekasi sejak awal Ramadan.
Padahal, pemerintah kota setempat telah melarang warga memberi uang kepada mereka, termasuk kepada gembel dan pengemis.
Rupanya larangan tersebut tidak membuat para PMKS takut kehilangan penghasilan di salah satu kota penyangga Jakarta itu.
Tidak mengherankan bila pengemis musiman yang tinggal di gerobak atau biasa disebut sebagai manusia gerobak, gembel, dan anak jalanan saat ini terlihat berkeliaran di hampir setiap jalan protokol Kota Bekasi.
PMKS antara lain berharap sedekah di sepanjang Jalan M Hasibuan, Joyomartono, Ir H Juanda, KH Noer Ali, Chairil Anwar, RA Kartini, dan Jalan Dewi Sartika.
Selain itu, pusat perbelanjaan dan keramaian menjadi sasaran mereka, seperti masjid, Pintu Tol Bekasi Barat, dan stasiun.
Para PMKS biasanya beroperasi mulai sore sampai menjelang subuh, sedangkan pada pagi dan siang biasanya beristirahat di bawah pohon, tanah kosong, atau di kolong flyover.
Meski tidak mengganggu arus lalu lintas, tetap saja kehadiran mereka merusak estetika kota.
"Kalau siang begini, (PMKS) enggak keliatan. Nanti sore mereka mulai bergerak," kata Ucup, 21, seorang pemilik toko kelontong di Jalan M Joyo Martono, pekan lalu.
Menurutnya, kedatangan PMKS ke Kota Bekasi terlihat sejak dua minggu sebelum Ramadan. Mereka masuk secara berkelompok.
"Keluarga yang terdiri dari anak dan istri, saudara, hingga kerabat, semuanya ikut," lanjutnya.
Seorang PMKS yang hampir empat minggu berada di kota itu, Dulah, 31, juga mengaku memboyong istri dan dua anaknya yang masih balita ke Kota Patriot itu.
Pada siang hari laki-laki itu berkeliling ke sejumlah permukiman untuk memungut barang bekas, sedangkan istri dan dua anaknya mengemis di perempatan Jalan M Joyomartono dan Jalan Chairil Anwar.
Pada sore hingga menjelang subuh, mereka mengemis bersama-sama.
"Buat makan besok pagi dan tabungan hari raya," kata warga Garut, Jawa Barat, tersebut.
Bertambah 50%
Kepala Bidang Pelayanan PMKS Dinas Sosial Kota Bekasi Iwan Janewanto mengakui jumlah PMKS saat bulan Ramadan bertabah hingga mencapai 50% bila dibandingkan dengan hari biasa.
"Kami prediksi penambahannya hingga 50%," ujarnya.
Hingga Juni jumlah PMKS di Kota Bekasi mencapai 24 ribu orang. Jumlah tersebut meliputi 26 golongan, termasuk gembel, pengemis, janda tua, dan anak jalanan.
Untuk mengantisipasi membeludaknya jumlah PMKS, selama Ramadan pihaknya bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan razia rutin dua kali seminggu.
PMKS yang terjaring razia akan dibina di Panti Sosial Bina Karya di Jalan HM Joyomartono, Bekasi Timur. Selanjutnya, mereka akan dipulangkan ke daerah asal.
"Mereka akan dibina selama enam hari di panti sosial sebelum dipulangkan ke daerah asal," jelas Iwan.
Meski demikian, Iwan mengaku dari tahun ke tahun kewalahan dalam menangani PMKS pada Ramadan karena biasanya mereka mengetahui rencana razia sehingga lebih dulu bersembunyi sebelum razia digelar.
luhan senada diungkapkan Kepala Bagian Penegakan Hukum Satpol PP Kota Bekasi Deddy Supriadi, yang menyatakan razia yang digelar tidak pernah membuat PMKS jera.
"Penanganan PMKS di Kota Bekasi seperti lingkaran setan. Setelah dirazia, dibina, kemudian dilepaskan, mereka akan beraksi lagi," tuturnya. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved