Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
RELAWAN pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama, Teman Ahok, muncul dari rasa khawatir Ahok tidak bisa mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta kembali. Sebab, pada awal 2015, Ahok berseteru dengan DPRD DKI Jakarta terkait anggaran siluman di APBD 2015.
Perseturuan itu membuat Ahok kehilangan dukungan dari partai, kemudian lahirlah Teman Ahok.
Pendiri Lembaga Survei Cyrus Network Hasan Nasbi mengungkapkan, Teman Ahok mungkin tidak ada, jika dari dulu partai politik mendukung Ahok.
Akhirnya, Teman Ahok memutuskan mendukung pencalonan Ahok dengan mengumpulkan 1 juta KTP warga DKI agar Ahok maju melalui jalur perseorangan di Pilkada DKI 2017.
"Kita melihat sebenarnya mungkin tidak ada kayak begini kalau partai dari awal sudah mau support Ahok, minat mendukung Ahok, karena konteksnya berantem terus, ini (Teman Ahok) jadi pilihan yang paling mungkin," kata Hasan saat ditemui di Kantor Cyrus Network, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (17/6).
Namun seperti diketahui, saat ini, sejumlah parpol sudah mendeklarasikan dukungannya untuk Ahok di Pilkada 2017. Partai tersebut antara lain NasDem, Hanura, dan Golkar.
Hasan mengatakan, sedari awal dibentuk, ia tidak mengira antusiasme warga Jakarta akan begitu besar. Hasan sempat memprediksi pengumpulan 1 juta KTP akan berjalan cukup sulit.
"Ya kita enggak pernah kebayang sampai segini sih. Maksudnya, ini direncanakan tapi enggak ngebayang begitu hebat kayak begini. Saya pikir ini bakal berat banget," ungkapnya.
Beberapa pendiri Teman Ahok memang berasal dari relawan Jakarta Baru, yaitu relawan pemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012. Sebagai penggerak relawan Jakarta Baru, Hasan juga turut membantu terbentuknya Teman Ahok.
"Kita memang ingin dari dulu cita-citanya politik itu digerakan oleh partisipasi publik. Karena kalau di negara maju politik sudah mengundang partisipasi publik," ungkapnya.
.Teman Ahok sempat diisukan akan berevolusi menjadi relawan Jokowi-Ahok di Pilpres 2019. Namun, Hasan menolak gerakan Teman Ahok bermetamorfosis menjadi relawan Jokowi-Ahok. Hasan menilai hal itu dapat menimbulkan sentimen negatif di masyarakat, baik terhadap Jokowi maupun Ahok.
"Enggak itu gosip saja, enggak kebayang sejauh itu, belum ada konsep itu," ujar Hasan.
Hasan mengungkapkan, pasca-Pilkada 2017, relawan Teman Ahok berencana kembali ke dunia masing-masing. Sebab tidak sedikit relawan yang berasal dari kalangan anak muda.
"Teman Ahok itu setelah Pilkada rencananya mau balik lagi. Mereka kan masih muda-muda ya baru lulus kuliah, mereka akan cari kerja lah," ungkap Hasan.
Sebelumnya, Ahok mengaku akan bertemu dengan Teman Ahok dalam waktu dekat. Pertemuan untuk melobi Teman Ahok terkait jalur yang akan digunakan Ahok untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017.
"Kita mungkin akan tanya, kalau Anda niat saya jadi gubernur, Anda mau tempuh jalan susah apa jalan mudah? Teman Ahok ini mau Ahok-Heru melalui verifikasi sulit atau melalui partai?," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (17/6).
Ahok menjelaskan baik buruknya maju dari jalur perseorangan dan jalur partai. Jika melalui jalur perseorangan, Teman Ahok harus menyiapkan ratusan ribu tandatangan serta materai untuk verifikasi. Sementara jika maju dari jalur partai, seorang calon hanya butuh tiga materai berdasarkan partai.
Mantan Bupati Belitung Timur ini pun mengaku beruntung karena Teman Ahok bukan antipartai. Bahkan, ia mengklaim Teman Ahok sepakat jika dirinya berpasangan dengan Djarot.
"Saya dan dia (Djarot) masih ada benang merah yang ketemu. Tujuan mereka (Teman Ahok) tuh yang penting saya bisa ikut (Pilgub)," pungkas Ahok. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved