Pilih Beli Matang daripada Memasak

Beo/Nik/J-3
13/6/2016 02:30
Pilih Beli Matang daripada Memasak
(ANTARA/Yudhi Mahatma)

SEBAGIAN masyarakat lebih memilih membeli jajanan daripada membuatnya sendiri untuk berbuka puasa.

Karena itu, selama Ramadan, pengeluaran mereka untuk membeli makanan sulit dikontrol.

Hanya untuk berbuka puasa, jumlah uang yang dikeluarkan hampir setara makan tiga kali sehari.

Hal itu dirasakan Erna, warga Bekasi, yang kerap membeli makanan untuk berbuka puasa. Padahal, pensiunan pegawai negeri sipil itu punya banyak waktu luang untuk memasak.

"Saya malas masak," ujarnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Erna biasanya membeli masakan yang ada di sekitar rumahnya, seperti masakan Padang.

Sekitar Rp100 ribu untuk porsi dia dan suami serta satu anaknya.

Sementara itu, Ayu, warga Tangerang, yang bekerja di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tidak pernah memasak untuk keluarganya sejak menikah 10 tahun silam.

Suaminya yang bekerja di rumahlah yang kebagian tugas untuk membeli makanan.

Untuk sahur, saban pulang ia biasanya juga membeli makanan untuk disimpan di lemari es.

Lalu, masakan itu dihangatkan kembali dengan microwave.

"Namun, saat weekend saya sempatkan juga masak kalau tidak ada janji buka bersama dengan teman," kata Ayu.

Baik Erna maupun Ayu mengaku tidak terlalu memikirkan besarnya pengeluaran hanya untuk sekali makan.

Mereka memang sadar Ramadan tidak selalu membuat semua hal bisa ditahan.

Kebersihan makanan yang mereka beli itu juga tidak terlalu dipusingkan asalkan mereka tidak membelinya di pedagang kaki lima.

"Misalnya, beli di rumah makan atau di mal. Saya percaya makanannya tidak kotor, jadi aman dikonsumsi. Yang penting kita kalau makan ya cuci tangan dulu. Perabotan makan juga harus bersih," kata Ayu.

Untuk mengantisipasi hal iu, Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) DKI bersama pemerintah kota setempat kerap menggelar inspeksi mendadak (sidak), khususnya ke sejumlah tempat jajanan musiman, seperti di Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.

"Dari 63 sampel, seluruhnya negatif. Berarti seluruh takjil yang dijual di sini (Pasar Benhil) layak dikonsumsi," ujar Wali Kota Jakarta Pusat, Manggara Pardede.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya