Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
STASIUN Manggarai, Jakarta Selatan, merupakan titik terpadat aktivitas kereta rel listrik (KRL) di lingkar Jabodetabek atau commuter line.
Lokasi itu menjadi tempat transit rangkaian kereta dari Jakarta Kota, Bogor, Tangerang, maupun Bekasi.
Karena padatnya jadwal kereta di sana, KRL yang akan masuk ke stasiun tersebut kerap harus antre.
Puncak kepadatan lalu lintas kereta terjadi saat jam berangkat dan pulang kerja.
Seperti sore itu, hanya dalam hitungan menit, ratusan penumpang berjibaku pindah dari kereta satu ke lainnya.
Untuk sampai ke tempat tujuan, sebagian besar penumpang memang harus berganti kereta di Stasiun Manggarai.
Seakan mengikuti perlombaan, para penumpang berlari secepat mungkin menyeberangi rel untuk kemudian masuk ke rangkaian KRL lain yang sudah menunggu di jalur berbeda.
Saking tergesanya, mereka tidak sadar bertubrukan saat berpapasan dari arah berbeda maupun sama.
Kondisi itu pasti tidak akan terjadi apabila di stasiun tersedia tempat penyeberangan yang aman dan nyaman.
Sebetulnya, setahun belakangan, passenger crossing atau terowongan bawah tanah untuk menyeberang rel dikerjakan.
Namun, sampai sekarang, proyek itu belum juga rampung. Jalur tersebut masih ditutup seng dan garis kuning tanda tidak boleh melintas.
Karena itu, petugas keamanan dalam (pamdal) stasiun tidak hanya direpotkan kepadatan lalu lintas kereta yang hilir mudik dalam jeda waktu beberapa detik, banyaknya penumpang yang menyeberangi rel juga menyita perhatian dan kosentrasi mereka, agar tidak ada yang tersambar laju si 'ular baja'.
Tidak mengherankan bila suara teriakan dan lengking peluit petugas yang mengingatkan penumpang untuk menepi nyaris tidak pernah berhenti.
Kedatangan kereta yang silih berganti memang menyulitkan penumpang untuk berpindah ke rangkaian lain, itu karena menghalangi langkah mereka.
Azis, 35, salah seorang penumpang, tergesa-gesa menyusuri peron di jalur 2 setelah turun dari commuter line dari arah Bekasi.
Matanya mengarah ke commuter line yang ada di jalur 6.
Kereta itu baru datang dan akan meneruskan perjalanan dengan rute akhir di Stasiun Bogor.
Karena tidak mau kehilangan buruannya, ia berlari kecil dan berdesakan dengan penumpang lain saat menyeberangi rel.
Namun, langkahnya tertahan oleh kereta di jalur 5 yang mulai berangkat.
Setelah kereta di jalur 5 melintas, kekecewaan langsung tergambar di wajah Azis.
Bagaimana tidak, karena pada saat itu pintu kereta yang ditujunya di jalur 6 mulai menutup, kemudian berlalu meninggalkan Stasiun Manggarai.
"Berpindah dari satu kereta ke kereta lain di sini emang susah, karena untuk menyeberangi rel saja enggak mudah. Padahal, kereta hanya berhenti sekitar 1 menit," keluhnya.
Pengumuman mendadak
Agar tidak tertinggal kereta di Stasiun Manggarai memang membutuhkan gerak ekstra cepat.
Apalagi, menurut penumpang lain, Dewi, 38, informasi kedatangan kereta dan jalurnya hanya beberapa beberapa menit sebelum kereta tiba.
"Saat transit, saya dan penumpang lain tujuan Stasiun Jakarta Kota menunggu di jalur 5. Namun, kereta yang ditunggu masuk ke jalur 3, sehingga kami harus berlarian ke jalur 3," keluhnya.
Kesulitan penumpang bertambah karena di jalur 4 ada kereta jurusan Bekasi, sehingga penumpang pun harus berlari memutar jauh ke bagian belakang kereta nan panjang itu.
Tanpa fasilitas penyeberangan untuk berpindah kereta, lengkaplah kesulitan yang harus dihadapi para penumpang setiap hari. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved