Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ingin kebijakan pembatasan kendaraan menggunakan pola ganjil dan genap pada nomor polisi kendaraan ditindaklanjuti serius oleh berbagai pihak, termasuk Polda Metro Jaya.
Pembatasan dengan pola tersebut dianggap paling masuk akal untuk mengendalikan volume kendaraan, saat proyek jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP) masih belum siap setelah penghapusan permanen pembatasan penumpang tiga orang atau 3 in 1 diberlakukan mulai kemarin.
Hal itu telah disampaikan Ahok kepada Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang baru dilantik, Syamsul Bahri.
"Makanya saya bilang sama Dirlantas yang baru, tolong bapak pelajari, bikin forumnya. Bagaimana manfaat dan mudaratnya, bocornya seperti apa, razianya bagaimana kalau orang ganti pelat. Kalau sudah siap, jalankan. Sambil menunggu ERP," kata Ahok di Balai Kota, kemarin.
Menurut Ahok, penerapan pola ganjil genap tidak sulit karena DKI sudah mulai memperbanyak kamera pengintai (closed circuit television/CCTV) di sejumlah titik. Sehingga dari segi pemantauan akan berjalan maksimal.
Selain itu, baik Direktorat Lalu Lintas maupun Dinas Perhubungan dan Transportasi bisa menyebarkan personelnya untuk melakukan pemeriksaan langsung dan menindak pengendara yang melakukan kecurangan dengan menggunakan nomor polisi palsu.
"Begitu lampu merah, petugas akan datang memeriksa secara random STNK (surat tanda nomor kendaraan) Anda. Begitu ketangkap, artinya kriminal, bisa dipidana loh."
Padat
Sementara itu, kemarin pagi kepadatan kendaraan terjadi di beberapa titik jalan protokol yang sebelumnya menjadi jalur 3 in 1.
Di sepanjang Jalan Sudirman, misalnya, kepadatan lalu lintas rata-rata terjadi di jalur lambat.
Antara lain di depan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno hingga di bawah Jembatan Semanggi, serta di kawasan Bendungan Hilir di depan Menara BRI hingga melewati kolong flyover Tanah Abang-Kuningan.
Kepadatan dipicu antrean kendaraan yang hendak berbelok ke arah Senayan, Tanah Abang, Kuningan, dan Sudirman Central Business District (SCBD).
Selain itu, arus masuk kendaraan menuju gedung-gedung perkantoran turut berkontribusi memperlambat laju arus kendaraan.
Dibutuhkan waktu rata-rata 10 menit untuk melewati titik macet yang panjangnya sekitar 300 meter hingga 500 meter.
Adapun, di sepanjang jalur cepat Jalan Sudirman ramai lancar.
Arus lalu lintas hanya sedikit terhambat di kawasan Karet karena adanya penyempitan jalan akibat proyek MRT.
Petugas Dinas Perhubungan yang berjaga di kawasan Bundaran HI Fajar Tirta mengatakan kepadatan lalu lintas pada sore hari lebih parah dibandingkan pada pagi hari.
"Kalau sore, orang-orang keluarnya serentak. Jadi jalanan langsung padat," ujarnya.
Petugas Dinas Perhubungan dan kepolisian tampak berjaga di beberapa titik rawan kemacetan.
Meski begitu, masih ada saja pengendara bandel di titik-titik yang tidak dijaga petugas.
Di jalur Trans-Jakarta di kawasan Bendungan Hilir, misalnya, beberapa kendaraan--baik mobil pribadi maupun taksi--turut masuk ke jalur Trans-Jakarta.
Padahal jalur tersebut telah diberi pembatas setinggi 30 cm.
Berbeda dengan pengendara mobil, pengendara motor memilih melintas di trotoar untuk menghindari kemacetan. (Nic/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved