Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEBAGIAN besar calon pemilih Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada 2017 mengaku dan yakin tidak akan mengalihkan dukungan mereka meski Ahok, sapaan Basuki Tjahaja Purnama, nantinya memilih jalur partai politik (parpol) untuk bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Keyakinan dukungan bagi Ahok itu tergambar dari hasil survei keempat yang dilakukan Cyrus Network menjelang Pilgub DKI Jakarta.
Hasilnya menunjukan sebanyak 85% (4 dari 5 pemilh Ahok) menyatakan, tetap mendukung walau mantan Bupati Belitung Timur itu memutuskan maju melalui jalur parpol. Bahkan, sebanyak 51% pendukung menyarankan Ahok maju lewat PDIP jika memilih melalui jalur partai.
"Sebanyak 51% pemilih Ahok justru menyarankan calon incumbent itu maju lewat PDIP kalau terpaksa lewat parpol. Publik justru melihat ada benang merah antara Ahok dan PDIP," kata Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Eko mengungkapkan para pemilih PDIP merupakan kontributor paling besar dalam pengumpulan kartu tanda penduduk (KTP) bagi Ahok untuk bertarung lewat jalur independen. Setidaknya, kata Eko, sebanyak 25% dari jumlah KTP dukungan terhadap Ahok merupakan pemilih PDIP.
"Dari responden yang sudah memberi KTP, setengahnya pemilih PDIP. Kalau menggunakan asumsi distribusi normal, penyetor KTP melalui Teman Ahok dari PDIP sebanyak 25%," ungkapnya.
Survei Cyrus Network ini dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan total 1.000 responden yang tersebar di seluruh kelurahan di DKI Jakarta. Menggunakan metode multistage random sampling, tingkat kepercayaan survei sebesar 95% dengan margin of error kurang lebih 3,1%.
Hasil survei itu menunjukan Ahok masih memiliki elektabilitas yang tinggi dibanding sejumlah nama lain yang disebut akan bertarung dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Elektabilitas Ahok masih berada pada kisaran 46% hingga 56%.
"Ahok masih terlalu kuat untuk dikalahkan kandidat lain. Angka tersebut mulai dari top of mind hingga simulasi empat nama," ungkapnya.
Bahkan dalam simulasi head to head atau satu lawan dengan enam kandidat lainnya meliputi Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, politisi Partai Gerindra Sandiaga Uno, mantan Menpora Adhyaksa Dault, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, elektabilitas Ahok masih cukup tinggi.
Elektabilitas Ahok, kata Eko, berada pada kisaran 60% jika harus head to head dengan Yusril, Adhyaksa, Sandiaga ataupun Djarot.
Sedangkan jika head to head dengan Emil, sapaan Ridwan Kamil, atau Risma, elektabilitas Ahok masih mencapai sekitar 57%.
"Gelombang kontroversi yang diberitakan melibatkan nama Ahok belum bisa menggoyahkan pilihan publik," jelasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved