Gedung OLVEH Kini Memesona

Sri Cahya Lestari
20/4/2016 07:30
Gedung OLVEH Kini Memesona
()

TUA-tua keladi. Begitu barangkali ungkapan untuk gedung OLVEH yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Gedung peninggalan Belanda yang dibangun pada 1921 itu kini terlihat memesona setelah selesai direvitalisasi.

Gedung itu dinamai OLVEH, karena gedung tersebut pada masanya memang merupakan kantor Onderlinge Levenserverzekering Van Eigen Hulp yang disingkat OLVEH, perusahaan asuransi Belanda yang juga dikenal sebagai OLVEH Van 1879.

Setelah selesai direvitalisasi PT Pembangunan Kota Tua Jakarta atau Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) pada awal tahun ini, kini gedung bersejarah di Jalan Jembatan Batu No 50, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, itu terlihat lebih kukuh bila dibandingkan dengan sebelumnya. Kini, gedung berlantai tiga tersebut dicat putih, sehingga selain kukuh juga terlihat cantik.

Menurut rencana, Gedung OLVEH akan difungsikan sebagai kantor dan workshop industri kreatif. Gedung tua tersebut diharapkan bisa menjadi tempat berkumpulnya komunitas industri kreatif atau bisa juga disewakan untuk kegiatan diskusi, pemutaran film, seni, desain, dan aktivitas terkait.

Bagian menarik dan paling bersejarah dari bangunan itu terletak di lantai 1. Lantainya hingga kini tetap menggunakan marmer asli yang dipasang sejak awal gedung itu dibangun oleh arsitek CP Wolff Schoemaker. Ketika gedung tersebut mulai difungsikan, lantai 1 dan 2 disewakan kepada perusahaan swasta. Sementara itu, operasional OLVEH Van 1879 hanya menempati lantai 3 atau yang paling atas.

Di atap gedung itulah hingga kini juga masih tersisa bagian bersejarah lainnya, yakni kaca berbentuk kubah yang berfungsi untuk pencahayaan hingga lantai 1. Sementara itu, di lantai tempat kantor OLVEH berada, pada sisi kanannya terdapat ruangan bendahara perusahaan. Hal itu bisa dipastikan karena ada bekas ruangan persegi empat dengan bekas tempat brankas di dalamnya.

Sayangnya, brankas di ruangan itu sudah hilang. Hal itu tidak menghrankan, karena sebelum dipugar, gedung itu memang terbengkalai dan dibiarkan menjadi tempat tinggal para pemulung. “Saya menduga besi-besi tua, termasuk brankas besi (yang kini hilang) dicuri dan dijual oleh mereka, karena semula tidak ada yang peduli,” kata sejarawan Chandrian Atahiyat, beberapa waktu lalu.

Ia juga mengungkapkan Gedung OLVEH menyimpan sejarah lahirnya perusahaan asuransi di Indonesia, sebab pada 1961, perusahaan asuransi OLVEH bersama lima perusahaan asuransi milik Belanda lainnya dinasionalisasi. Karena itu pula, kemudian Gedung OLVEH dikenal dengan nama Jiwasraya.

“Nilai sejarah yang patut diketahui, gedung ini menjadi bukti keberanian pemerintah Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi perusahaan milik Belanda. Pada masa itu, mengambil alih perusahaan milik Belanda bukan hal yang mudah,” kata Chandrian yang juga anggota tim ahli cagar budaya.

Masa keemasan
Selain brankas utama yang kini telah raib, OLVEH Van 1879 juga sempat menambah brankas lainnya dengan ukuran yang jauh lebih besar. Lokasi penempatan brankas tambahan itu sekaligus menunjukkan masa keemasan bisnis OLVEH Van 1879 ketika itu.

“Di era itu, perusahaan tersebut menjadi salah satu konglomerat asuransi di Batavia,” ujarnya, sambil menunjukkan pintu besi brankas ganda dengan tebal masing-masing sekitar 25 cm, sedangkan tingginya hampir 2 meter dan lebar 1 meter lebih.

Setelah dipugar, Gedung OLVEH kini lebih terlihat mencolok. Apalagi, gedung tersebut memang dibangun oleh pemerintah Belanda di lokasi strategis, yakni mengahadap persimpangan antara Jalan Pintu Besar Utara, Jalan Lada, dan Jalan Jembatan Batu yang selalu ramai.(J-2)

sricahya@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya