Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
OPERASI Berantas Sindikat Narkoba (Bersinar) 2016 yang digelar secara serentak oleh Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), Bea Cukai, dan TNI mengungkap fakta bahwa peredaran narkoba begitu masif.
Hal itu terlihat dari beberapa kasus yang terungkap di seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan, Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengungkapkan Operasi Bersinar yang dilakukan sejak Maret hingga kini membuktikan peredaran narkoba telah merata di seluruh wilayah Tanah Air.
"Banyaknya jaringan yang beroperasi terbukti di seluruh wilayah (Indonesia) ada peredaran narkotika. Yang paling utama (dari hasil Operasi Bersinar)," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Ia juga mengungkapkan, selain beredar secara merata, narkoba juga menyasar hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari sipil, penegak hukum, dan pejabat daerah. Buwas menegaskan kondisi itu sudah lama terjadi di Indonesia.
"Keterlibatan oknum selalu ada dan kami temukan sejak lama," ujarnya.
Jenderal bintang tiga itu menekankan kepada aparat penegak hukum, yakni polisi, TNI, BNN, dan petugas lembaga pemasyarakatan (LP) untuk tidak bermain mata dengan sindikat narkoba. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu penyebab narkoba tumbuh subur di Indonesia.
"(Penegak hukum) jangan bermain mata dengan menjadi pemakai narkoba, informan, apalagi bandar. Presiden sudah menegaskan, jika ada penegak hukum (terlibat narkoba), akan ditindak tegas, begitu juga petugas BNN," tegasnya.
Dengan kondisi peredaran yang semakin masif itu, kata Buwas, seluruh instansi terkait harus bersatu melawan kejahatan narkoba. "Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi. Oknum itu juga tidak menutup kemungkinan ada juga di BNN. Kami terus membangun komitmen supaya kita clear semua," ujarnya.
Eksekusi mati
Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi SP mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan rencana eksekusi mati terpidana kasus narkoba sepenuhnya kepada Kejaksaan Agung (Kejagung). Menurutnya, Jaksa Agung HM Prasetyo bebas menentukan kapan melaksanakan eksekusi.
"Itu kan domainnya Jaksa Agung. Terserah kapan mau tentukan waktu eksekusinya. Yang penting sesuai aturan dan kewenangan kejaksaan," ujar Johan saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Jaksa Agung sebelumnya mengatakan lembaganya akan kembali menggelar eksekusi terpidana mati narkoba jilid III. Namun, Prasetyo belum menyebut nama-nama terpidana mati yang akan dieksekusi dan kapan eksekusi bakal dilakukan. "Kita belum putuskan kapan waktunya. Namun, kita tidak pernah mengatakan eksekusi mati tidak lakukan lagi," ujarnya, Jumat (15/4).
Di sisi lain, terpidana mati kasus narkoba Fredy Budiman, kemarin, kembali masuk LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah dipinjam oleh Mabes Polri sejak 8 April 2015. Berdasarkan pantauan di Cilacap, bandar narkoba itu dibawa dengan mobil barakuda Brimob Polda Jawa Tengah dan tiba di Dermaga Wijayapura pada pukul 10.30 WIB.
Dengan dikawal sejumlah personel Brimob dan Kepolisian Resor Cilacap, selanjutnya mobil barakuda naik ke kapal Pengayoman IV dan menyeberangkannya ke Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan. (Deo/Gol/Ant/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved