Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Epidemiolog Soroti Positivity Rate Covid-19 DKI Masih Tinggi

Hilda Julaika
23/2/2021 16:51
Epidemiolog Soroti Positivity Rate Covid-19 DKI Masih Tinggi
Petugas mengenakan kostum berbentuk virus korona dalam sosialisasi di kawasan Sudirman, Jakarta.(Antara/Wahyu Putro )

EPIDEMIOLOG Griffith University, Dicky Budiman, menyoroti masih tingginya persentase kasus positif (positivity rate) covid-19 di Jakarta. Hal ini menyusul diperpanjangnya PPKM mikro di Jakarta mulai 23 Februari hingga 8 Maret mendatang.

“PPKM mikro ini kan diperpanjang, memang ada berita baik penurunan hunian rumah sakit. Tapi untuk menilai performa pengendalian pandemi, pertama dilihat dari tes positivity rate yang masih tinggi di Jakarta,” kata Dicky saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (23/2).

Baca juga: Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Penyebaran Covid-19 dari Luar Negeri

Perlu diketahui, untuk positivity rate sepekan terakhir di Jakarta sebesar 17,5%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,1%. Angka ini terlampau tinggi bila diukur dengan WHO yang menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.

Dicky melanjutkan, jika positivity rate masih di atas 10% hal ini menandakan penyebaran kasus di lapangan sangat tinggi. Sehingga harus dilakukan pengetatan pembatasan sosial di suatu wilayah.

“Maka perlu ada pengetatan mobilitas, interaksi, dan keramaian. Itu yang harus dilakukan, selain tentunya testing, tracing, dan karantina itu wajib,” jelasnya.

Selanjutnya, ada indikator telat pandemi yaitu, melihat tingkat keterisian ICU isolasi di rumah sakit. Sekarang di Jakarta memang ada penurunan. Tapi harus dilihat juga penurunan ini apakah sudah tidak bias dari data.

“Karena kan sebelumnya ada penambahan ruang isolasi. Penambahan ini apakah relative tidak dengan penurunannya. Bagaimana kaitannya? Apakah ini karena sudah ditambah dulu kapasitasnya jadi ada penurunan atau memang kalau gak ditambah apakah ada penurunan,” ungkapnya.

Baca juga: Nakes Meninggal Padahal Sudah Divaksin, Ini Penjelasannya

Selain itu, angka kematian covid-19 di Jakarta pun menjadi pertimbangan data. Sebagai informasi, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai kemarin (22/2) sebanyak 331.094 kasus. Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 312.748 dengan tingkat kesembuhan 94,5%, dan total 5.206 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%.

“Tinggi kematian itu tidak hanya melihat angka ribuan saja. Satu kematian saja menjadi sinyal sangat serius terhadap performa pengendalian pandemi suatu wilayah atau negara. Sehingga saya melihat penularan di lapangan masih tinggi” pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya