Penderita Tuberkulosis di DKI masih Tinggi

Irwan Saputra
03/4/2016 08:58
Penderita Tuberkulosis di DKI masih Tinggi
(Antara/Dhoni Setiawan)

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memerintahkan semua lurah dan dokter puskesmas turun langsung ke masyarakat guna memaksa para penderita tuberkulosis (Tb) untuk menyelesaikan proses penyembuhan.

Hal itu dilakukan karena jumlah penderita Tb di Jakarta masih sangat tinggi. Dalam catatannya, sepanjang 2015, ada 10.844 kasus Tb di Ibu Kota. Itu akibat banyaknya penderita yang tidak menyelesaikan masa penyembuhan.

"Kami akan persuasif dan paksa nanti. Tim harus turun dan memaksa karena Tb akan menular ke orang lain," kata Ahok di Rusun Marunda Jakarta Utara, kemarin.

Hal itu disampaikannya dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2016 yang digagas Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farid Moeloek. Dalam peringatan itu, juga dicanangkan program Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TB) di Keluarga. "Jadi, nanti bukan hanya Puskesmas, lurah juga harus memaksa pasien berobat sampai sembuh," kata Ahok.

Ia mengaku masih mendapat laporan adanya penderita Tb yang tidak disiplin minum obat setiap hari selama 6 bulan tanpa putus supaya sembuh total.

Padahal, jika berhenti di tengah jalan, selain membuat penyakit jadi lebih parah, penderita itu juga berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang terdekat.

"Penderita dapat menyebarkan penyakitnya ke 10-15 orang yang berdekatan dengannya. Jadi, berobatlah sampai selesai. Obat yang paling bagus menurut saya ada di puskesmas, gratis," tegas Ahok.

Ia pun meminta arahan dari Menteri Kesehatan terkait dengan langkah yang harus ditempuh untuk menumpas Tb di DKI Jakarta.

Kebersihan lingkungan
Di kesempatan itu, Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farid Moeloek menambahkan, banyak penderita Tb yang berhenti minum obat di bulan kedua masa pengobatan. Ketidakdisiplinan itu terjadi karena penderita merasa kondisi badannya sudah jauh membaik, nafsu makan meningkat, dan berat badan pun bertambah.

"Padahal, dia belum sembuh total. Yang bisa memastikan mereka sudah sembuh atau belum itu dokter," kata Nila.

Ia memandang perlu adanya gerakan bersama di masyarakat untuk menuntaskan masalah Tb itu dari hulunya, yakni faktor kebersihan lingkungan.

"Kita harus cegah dari hulunya, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mendorong masyarakat untuk hidup sehat," ujarnya.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penderita Tb terbanyak kedua setelah India. Pada 2014, kasus Tb di Indonesia mencapai 1 juta dengan jumlah kematian mencapai 110 ribu per kasus tiap tahunnya. Sementara itu, data yang dipegang Kementerian Kesehatan menyebutkan sepanjang 2000-2015, di Indonesia rata-rata ada 458 ribu kasus Tb per tahun. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya