Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Sosial Tri Risma Hariyani kembali melakukan blusukan di sejumlah titik wilayah Jakarta Pusat. Dia berupaya menemui gelandangan dan pengemis agar mau direlokasi.
Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memiliki pandangan lain. Menurutnya, banyaknya gelandangan dan pengemis di Jakarta adalah warga musiman, yang hanya datang ke Jakarta pada periode tertentu.
Mereka datang untuk mengemis dan kembali pulang ke kampung halaman, ketika sudah merasa cukup dengan pendapatannya. Ariza, sapaan akrabnya, memandang banyaknya pengemis musiman juga disebabkan warga DKI yang memiliki kepedulian sosial tinggi.
Baca juga: PDIP: Penanganan Covid-19 di DKI Hanya Kuat Narasi
Diketahui, masih banyak warga yang memberikan sedekah langsung kepada pengemi. Terutama pada periode tertentu, seperti Ramadhan dan pandemi covid-19.
"Itu musiman seperti juga waktu awal-awal covid. Itu awal Ramadhan juga terjadi beberapa tempat, sperti di Tanah Abang. Rupanya setelah kita pelajari, memang ada warga yang setiap malam itu memberikan uang keliling sebesar Rp50 ribu," papar Ariza di Balai Kota, Selasa (5/1).
Meski banyak pengemis musiman yang berasal dari luar Jakarta, pihaknya tidak bisa serta merta menutup Jakarta dari pendatang. Sebab, wilayah Ibu Kota selalu terbuka bagi pendatang yang hendak mencari pekerjaan.
Akan tetapi, Ariza berharap kesejahteraan bisa merata di seluruh daerah. Sehingga, menahan laju pendatang yang mencari pekerjaan di Jakarta.
"Kebijakan Pemprov tidak melarang orang dari daerah yang masuk ke Jakarta. Namun, kita ingin kalau ada warga dari provinsi lain, biasanya sehabis Idul Fitri, kita minta dipastikan dulu kerjaannya ada. Jadi, kalau ingin mengadu nasib di Jakarta harus jelas pekerjaannya," imbuhnya.
Baca juga: Polisi Kembangkan Kasus Kokain dalam Paket Mainan Anak dari Jerman
Politikus Partai Gerindra menyebut mayoritas pengemis tersebar di sekitar jalan protokol. Sebab, menjadi pusat keramaian masyarakat Jakarta. Menyadari bahwa pengemis di Jakarta adalah pengemis musiman, bukan berarti Pemprov DKI Jakarta hanya berpangku tangan.
Pihaknya sering melakukan penertiban dan pembinaan terhadap pengemis yang mayoritas berasal dari luar Jakarta. Bahkan, Dinas Sosial DKI Jakarta memiliki petugas khusus yang disebut Pasukan Ungu, untuk menyisir Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Seperti, gelandangan, pengemis, pengamen, hingga orang dengan gangguan jiwa.
Dia pun tidak keberatan jika Menteri Sosial ingin terjun langsung mengatasi masalah PMKS di Jakarta. Menurutnya, masalah kesejahteraan rakyat menjadi tanggung jawab bersama seluruh pihak baik pemerintah pusat maupun daerah.(OL-11)
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyediakan dua lumbung sosial khusus untuk melayani pengidap kusta di Pulau Kei Besar, Maluku Tenggara yang merupakan pulau terluar.
Risma membawa bantuan pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan perlindungan sosial sekaligus datang langsung ke Pulau Kei Besar.
Menteri Sosial Tri Rismaharini terus mendorong kaum disablitas untuk bisa produktif meski dalam kondisi yang terbatas. Ia meyakinkan bahwa para penyandang disabilitas bisa sukses dan maju.
Menteri Sosial Tri Rismaharini dinilai harus bertanggung jawab atas temuan bahwa 46% penerima bantuan sosial (bansos) tidak tepat sasaran.
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, meninjau program bantuan Kemensos di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini berkomitmen untuk terus menggecarkan operasi katarak gratis bagi lansia, karena gangguan katarak pada mata berpengaruh pada produktivitas pengidapnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved