PKL Kuasai Asemka dan Kota Tua

Sri/J-1
28/3/2016 00:45
PKL Kuasai Asemka dan Kota Tua
(MI/ARYA MANGGALA)

BERULANG kali Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat menertibkan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di bawah jalan layang Asemka.

Namun, berulang kali pula PKL menguasai kembali jalan itu.

Tak pelak, kesemrawutan terjadi di ruas jalan sepanjang 200 meter itu.

Badan jalan dipenuhi PKL dan hampir tak menyisakan ruang bagi kendaraan bermotor, kecuali sepeda motor.

Kemacetan pun berbuntut panjang hingga ke jalan-jalan di seputaran Taman Sari dan Tambora.

Saat disambangi kemarin, petugas Satpol PP yang berjaga persis di pos yang berada di bawah jalan layang tak berbuat apa-apa melihat kesemrawutan itu.

Padahal, di depan mata mereka, tak cuma PKL yang merajai jalan, parkir liar pun subur di situ.

Eza, 28, seorang pedagang mainan anak di kawasan Asemka, Tambora, Jakarta Barat, mengakui sejak larangan berjualan diberlakukan aparat Kecamatan Taman Sari beberapa waktu lalu, dirinya beserta puluhan pedagang lainnya memilih berdagang di kawasan Tambora.

Kondisi serupa juga terjadi di kawasan Museum Fatahillah, Kota Tua.

Ratusan PKL mulai berdatangan setiap sore hingga malam.

Mereka menguasai hampir semua jalan, seperti Jalan Lada, Pintu Besar Utara, Kali Besar Timur, dan Kali Besar Timur 3.

Keberadaan ratusan pengunjung yang berdatangan ke Kota Tua mendorong PKL berdagang di kawasan itu.

"Kalau kita disebut ilegal atau liar, untuk apa kita bayar retribusi setiap hari ke petugas?" tanya Munah, 40, salah seorang PKL di Kota Tua.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya