13 Sungai Sumber Pencemaran Teluk Jakarta

Richaldo Y Hariandja
15/3/2016 22:28
13 Sungai Sumber Pencemaran Teluk Jakarta
(ANTARA/Reno Esnir)

PENCEMARAN di wilayah teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga. Pasalnya, kawasan teluk Jakarta menjadi lokasi akhir dari berbagai macam distribusi limbah yang datang dari hulu 13 sungai di Jakarta. Oleh sebab itu, tingkat pencemaran yang paling tinggi pun terakumulasi di bagian hilir yang menyambung langsung ke laut.

Sumber pencemaran pun dibagi menjadi dua, yaitu Point Sources (limbah industri) yang sumbernya tetap dan Non Point Sources (limbah domestik rumah tangga) yang sumbernya datang dari mana saja. Untuk Non Point Sources dikatakan Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Heru Waluyo sulit untuk dideteksi karena titik-titik Non Point Sources tersebar di banyak pemukiman maupun rumah tangga lainnya.

"Jadi point sources itu limbah dari sumber tetap atau satu titik seperti industri. Kalau non point sources itu tersebar seperti pemukiman, peternakan, dan lainnya ini yang sulit kita tentutkan. Nah ini juga terakumulasi dari hulu sungai yang terus terbawa ke hilir hingga akhirnya mencemari laut. Itu yang menyebabkan beban pencemaran laut di Jakarta jadi tinggi," ucap Heru, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/3).

Tingkat pencemaran yang bersumber dari Point Sources, lanjut Heru, terbagi dua, pencemaran dari limbah organik sebanyak 52.862,75 dan limbah anorganik sebanyak 24.446,06. Sedangkan untuk limbah Non Point Sources, untuk organik sebesar 10.875.651,69 dan anorganik 9.766.670,00. Tumpukan limbah ini dihitung dalam besaran ton dan dilakukan di utara Jakarta pada November 2015 lalu.

"Jika mau dikomparasi dengan penelitian yang sama di waktu yang sama namun lokasi yang berbeda, dibandingkan Teluk Semarang dan Teluk Benoa, Teluk Jakarta jauh lebih parah pencemarannya," tegas Heru.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup DKI Jakarta Puput TD Putra saat dihubungi secara terpisah menyarankan Pemerintah Provinsi DKI agar membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di beberapa titik pemukiman di Jakarta.

Pembangunan IPAL komunal tersebut dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pembuangan limbah rumah tangga, dari limbah kotoran manusia, air bekas cucian, dan air bekas mandi. Sehingga dengan adanya IPAL komunal, diharapakan dapat mengurangi beban pencemaran yang bersumber dari limbah domestik.

"Kita sudah pernah tekankan ke Pemprov dan teryata mereka sudah melakukan pemetaan untuk membangunan IPAL komunal ini. hanya saja, ini pekerjaan jangka panjang dan membutuhkan waktu yang cukup lama," jelasnya.

Sedangkan terkait pencemaran di teluk Jakarta sendiri, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Junaedi secara terpisah mengatakan wilayah teluk Jakarta sudah tercemar cukup berat. Apalagi, sampah padat dan cair yang bersumber dari 13 sungai di Jakarta akan bermuara di teluk Jakarta.

"Kemarin kita memang hanya melakukan penelitian terkait ikan mati saja. Tapi kalau kita bilang teluk jakarta itu tidak tercemari ya tidak mungkin kan. karena sampah padat maupun cair ketika musim hujan pasti terbawa ke laut," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya