Ahok Dominasi Hasil Survei

Nelly Marlianti
13/3/2016 18:56
Ahok Dominasi Hasil Survei
(ANTARA/M Agung Rajasa)

JELANG pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, sejumlah lembaga survei mulai melakukan perhitungan siapa cawagub potensial yang akan dipilih. Seperti yang dilakukan Emrus Corner.

Dalam kurun waktu 8-10 Maret 2016, Emrus Corner melakukan survei terhadap 400 perempuan yang ada di lima wilayah yang di DKI Jakarta. Dari 400 perempuan yang menjadi responden, sebagian besar berpendidikan minimal SMK dengan usia 41 tahun ke atas.

Hasil survei terhadap responden perempuan itu, terbukti Cagub petahana Basuki Tjahja Purnama masih populer dan menjadi pilihan masyarakat perempuan di DKI Jakarta.

Untuk, poin popularitas Cawagub yang dikenal responden, nama Ahok mendapat jumlah murni 100% di antara para Cawagub lainnya yang juga sudah muncul ke publik seperti pengacara kondang sekaligus mantan menteri sekertaris negara Mensesneg era presiden SBY Yusril Ihza Mahendrayang hanya mampu meraih popularitas 39,16%, mantan Menpora Adyaksa Dault yang hanya mampu meraih 22,41%. Sementara dua calon yang mampu mencuri perhatian publik adalah musisi Ahmad Dhani 63,05% dan Hasnaini, wanita emas, 90%.

"Hasil survei ini memang menunjukan popularitas Ahok memang tinggi. Hal ini pun diperkuat dengan potensi Cagub mana yang akan dipilih masyarakat di pigub nanti, Ahok berada di posisi tertinggi dengan nilai 46,23%," ungkap Emrus Sihombing, Direktur Emrus Corner.

Meski Ahok berada di posisi tertinggi hasil survei, namun masyarakat perempuan lebih menginkan Cagub yang diusung oleh Parpol dibandingkan Cagub Independen. Cagub yang diusung partai lebih diinginkan masyarakat dengan nilai 80,30%. Sementara Cagub Independen hanya menempati posisi 16,26%.

"Angka ini menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap parpol masih tinggi, sementara untuk calon indepen masih rendah," paparnya.

Pengamat Politik dari Polcom Institute Heri Budianto menilai, di tengah maraknya isu independen yang digaungkan oleh Ahok, hasil survei justru menunjukan masyarakat masih percaya pada parpol. Tentunya, ini menjadi kabar yang mengembirakan bagi parpol untuk mengusung Cagub di 2017 nanti.

Saat ini dirinya menilai keputusan Ahok untuk maju sebagai calon Independen masih sangat cair. Sebab, jelang pendaftaran Cagub Oktober nanti keadaan politik masih bisa berubah dengan cepat.

"Kita memang lihat tingkat keterpilihan Ahok memang tinggi, apabila dia memang betul-betul menginginkan independen tentunya sejak jauh-jauh hari dia sudah persiapkan. Tetapi saya melihat ini masih sangat cair sampai pendaftaran cagub nanti," ungkapnya.

Pihaknya pun, membuka peluang bagi parpol-parpol yang menjadi lawan politik Ahok bila Ahok bersikeras maju Independen mereka bisa melakukan kompromi dengan partai lain. Sehingga ini menjadi nilai bagi partai bila masyarakat justru menginginkan calon yang diusung dari partai. Tetapi, ini justru akan jadi bumerang bila persoalan deparpolisasi Ahok ini justru hanya dijadikan strategi bargaining politik Ahok.

"Ini yang justru bahaya bila deparpolisasi hanya bagian dari strategi Ahok, sangat bahaya betul untuk parpol. Sebab, apabila parpol terpancing dengan deparpolisasi ini maka elektabilitas dan popularitas Ahok semakin tinggi. Tentunya ini jadi bumerang bagi parpol yang tidak ingin Ahok naik jadi gubernur," paparnya.

Dihubungi terpisah Juru Bicara Teman Ahok Singgih Widyastomo tidak mengambil pusing beredarnya hasil survei cagub yang diusung parpol jauh lebih kuat dari cagub independen.

Pihaknya justru menyatakan, tetap santai dengan gejolak politik yang ada saat ini. Bahkan, Teman Ahok justru fokus pada pengumpulan suara dan verifikasi ulang suara untuk pasangan independen yang diusungnya Ahok-Heru.

"Kami belum baca hasil survei itu dan kapasitas kami memang bukan untuk menanggapi hasil survei. Kami santai saja menangapi hasil survei ini, Toh konstituen parpol itu masyarakat juga," ungkapnya.

Terkait pencalonan diri Ahok sebagai Independen melalui Teman Ahok dinilai bentuk deparpolisasi sekaligus strategi politik ahok untuk mendapat simpati publik, Singgih dan kawan-kawan menanggapi dingin hal tersebut. Hingga saat ini Teman Ahok masih belum memahami maksud dari istilah deparpolisasi yang belakangan dilontarkan ke publik.

"Kami tidak mengerti apa itu Deparpolisasi, yang jelas kami semua Teman Ahok tidak anti partai," tegasya.

Saat ini Teman Ahok masih mengumpulkan ratusan relawan yang akan terjun melakukan verifikasi door to door untuk Ahok-Heru. Menurutnya, para relawan ini akan bergerak pada Selasa nanti untuk mengumpulkan suara.

"Masih ada kesempatan sampai Selasa esok, untuk menjaring para relawan. Yang penting target kami akhir Mei, 1 juta suara untuk Ahok-Heri terkumpul," tandasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya