Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
ALAY ialah kelompok anak usia 12 tahun hingga mahasiswa yang tengah mencari jati diri.
Ketika merasa nyaman dengan kelompok yang memiliki ciri khas nyentrik itu, mereka ikut menjadi bagian dari kelompok itu dengan gaya hidup kaum alay.
Sosiolog dari Universitas Indonesia Ricardi S Adnan menyatakan alay muncul karena tren dan teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat melalui gadget.
Dengan demikian, alay tumbuh subur di masyarakat.
"Sekarang anak usia SD sudah terlihat alay-nya. Mereka mudah ikut-ikutan, karena memang masih dalam proses pencarian jati diri. Apabila mereka telah menemukan jati diri yang sebenarnya, dengan sendirinya gaya alay bakal ditinggalkan," katanya, beberapa waktu lalu.
Ia juga mengatakan alay memang sengaja menciptakan identitas baru dengan menerobos pakem dan norma yang sudah ada di masyarakat, sehingga mereka terlihat berbeda daripada anak seusianya.
Dalam percakapan sehari-hari melalui gadget, misalnya, kata-kata yang mereka gunakan ditambahkan dengan angka, di antaranya 4, 7, 3, dan 9.
"Bila dahulu ada anak punk dan prokem. Sekarang alay membuat gaya pakaian dan bahasa yang berbeda dari kelompok sebelumnya. Mereka juga menciptakan identitas senyaman mungkin," terangnya.
Dalam kehidupan sosial di masyarakat, lanjut Ricardi, alay memegang paham kebebasan yang sesungguhnya.
Apalagi saat ini hak asasi manusia sudah dilindungi, termasuk pandangan mereka soal tren dan gaya sebagai alay.
Oleh karena itu, mereka akan mencari kegiatan-kegiatan yang benar-benar dapat mengekspresikan kebebasan, seperti nge-band, konvoi kendaraan, pesta, datang ke konser musik, hingga menghadiri acara live music.
"Konsep kebebasan alay ini benar-benar bebas dalam artian bisa keluar dari aturan yang ada di lingkungan. Ketika mereka terlihat gemar menonton konser beramai-ramai, itu dalam rangka mengekspresikan kebebasan mereka secara bersama-sama. Mereka bisa teriak-teriak, joget-joget sebebas-bebasnya," paparnya.
Dalam kehidupan dan gaya alay yang bebas itu, Ricardi memberi catatat bahwa hal itu dapat membawa pengaruh negatif di masyarakat, sebab paham kebebasan hidup alay sangat dekat dengan pengaruh hal lain yang negatif seperti tindak kejahatan, narkoba, dan minumn keras.
Oleh karena itu, orangtua dan masyarakat perlu mengawasi mereka.
"Bila kebebasan mereka tidak diawasi, mereka akan benar-benar dekat pada hal negatif. Bahkan sangat dekat," tandasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved