Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DINAS Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta mengakui jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di Ibu Kota masih jauh dari ideal untuk bisa mencukupi kebutuhan bahan bakar gas (BBG) angkutan lingkungan.
Oleh karena itu, jika belakangan banyak bajaj yang semula menggunakan BBG kemudian beralih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, Dishubtrans DKI menduga itu disebabkan sopir angkutan lingkungan itu terpaksa.
"Saya yakin karena sopir terpaksa pakai premium karena SPBG masih minim. Kalau BBG dalam tangki sudah minim, tapi lokasi SPBG masih jauh, bagaimana? Makanya mereka akhirnya memakai bahan bakar alternatif yang banyak dan mudah (premium)," kata Kepala Bidang Angkutan Darat Dishubtrans DKI Massdes Arroufy, beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan, di DKI saat ini terdapat 17 SPBG dan dua di antaranya merupakan SPBG mobile, yakni mobile refueling unit (MRU) di IRTI Monumen Nasional (Monas) dan MRU Lapangan Banteng.
Padahal, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah bajaj BBG di Ibu Kota.
Lambatnya pembangunan SPBG, ujarnya, tidak berkesinambungan dengan gencarnya pemerintah pusat maupun daerah dalam menerapkan kebijakan konversi bahan bakar.
Harga BBG yang lebih murah, yakni Rp3.100 per setara 1 liter premium (slp), diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para awak angkutan umum karena pendapatan mereka menjadi lebih besar.
Namun, kata Massdes, dengan kondisi SPBG yang minim, program konversi bahan bakar untuk jenis angkutan umum lainnya terpaksa terus tertunda.
"Keadaannya sekarang memang jomplang sekali. Kita berkejaran dengan waktu untuk terus mengganti bajaj warna oranye yang masih menggunakan BBM ke bajaj biru yang ber-BBG. Namun, pihak yang berwenang dan mampu membangun SPBG seperti ketinggalan. Padahal, harusnya bisa berjalan beriringan. Kalau untuk bajaj BBG saja (jumlah SPBG) tidak tercukupi, bagaimana kita mau dorong angkutan umum lain pakai gas?"
Menurutnya, dari kuota jumlah bajaj di Jakarta sebanyak 14 ribu unit, saat ini baru setengahnya atau 7.000 unit yang merupakan bajaj biru.
Sisanya ialah bajaj lama yang menggunakan BBM campuran.
Jika kelak seluruh bajaj di DKI menggunakan BBG, untuk mencukupi bahan bakarnya minimal harus ada lima SPBG di setiap wilayah kota.
Oleh karena, kata Massdes, Dishubtrans berupaya mendorong Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertamina Gas untuk bisa terus membangun SPBG di DKI.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved