16 Keluarga belum Pindah ke Rusun

Sri/KG/MTVN/J-2
26/2/2016 00:45
16 Keluarga belum Pindah ke Rusun
(ANTARA/Sigid Kurniawan)

SEBANYAK 16 keluarga di Kalijodo, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, belum pindah ke Rumah Susun (Rusun) Pulo Gebang, Jakarta Timur.

Dengan demikian, baru 72 keluarga yang direlokasi ke permukiman baru mereka.

Sekretaris Kota Jakarta Barat (Jakbar) Asril Marzuki mengatakan, hingga akhir masa pendaftaran relokasi, kemarin, ke-16 keluarga belum bisa menepati rusun lantaran masih harus menyelesaikan administrasi yang diperlukan.

"Sekarang sudah tidak ada yang daftar. Dari yang sudah terdaftar, tinggal 16 keluarga yang belum pindah," katanya, ketika menyebarkan surat peringatan (SP) 2 tentang pembongkaran bangunan di kawasan Kalijodo.

Menurutnya, jumlah warga Kalijodo di wilayah Tambora yang akan direlokasi ke rusun tercatat sebanyak 130 keluarga.

Sebanyak 88 keluarga direlokasi ke Rusun Pulo Gebang, sedangkan 42 keluarga lagi akan direlokasi ke Rusun Marunda di Jakarta Utara.

Setelah SP 2 dilayangkan, kemarin, SP 3 akan diterbitkan tiga hari berikutnya.

Marzuki berharap warga membongkar sendiri bangunan rumah maupun tempat usaha mereka masing-masing, tanpa harus dibongkar paksa oleh pemerintah.

"Kami berharap mereka membongkar sendiri dan pindah. Tapi kalau tidak mau pindah, ya kami tertibkan," katanya.

Sementara itu, Camat Penjaringan, Jakarta Utara, Abdul Khalit, menyatakan penjarahan terhadap sejumlah kafe yang ada di kawasan Kalijodo terjadi karena pemilik tidak melakukan antisipasi sebelum mereka meninggalkan tempat usaha tersebut.

Ia mengatakan itu terkait dengan keluhan para pemilik kafe yang kehilangan barang lantaran kafe mereka dijarah.

Menurutnya, aparat yang bertugas di lokasi yang ditinggalkan pemiliknya itu tidak mengenali mereka yang datang ke Kalijodo sehingga tidak tahu bahwa yang mengangkut barang dari sejumlah kafe adalah penjarah.

"Seharusnya mereka (pemilik kafe) membuat langkah-langkah antisipasi. Kita kan tidak tahu kalau itu ternyata bukan orang-orang mereka," kata Khalit di kawasan Kalijodo, Kamis (25/2).

Ia juga mengatakan barang-barang yang dijarah dari sejumlah kafe bukan barang berharga karena barang berharga telah dibawa oleh pemilik saat mereka menutuf kafe setelah SP 1 dilayangkan pada 18 Februari lalu.

"Barang-barang pentingnya sudah dibawa oleh pemilik. Jadi yang dijarah antara lain mesin pendingin ruangan dan atap yang masih menempel di bangunan," ujarnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya