Sementara, Mereka Mengungsi dari Kalijodo

Irwan Saputra /Akmal Fauzi /J-1
24/2/2016 04:45
Sementara, Mereka Mengungsi dari Kalijodo
(ANTARA/WAHYU PUTRO A)

SUDAH sepekan ini, kompleks lokalisasi Kalijodo lumpuh total. Tidak ada lagi ingar-bingar suara musik kafe, tidak ada lagi pemandangan bisnis perdagangan manusia di sana.

"Semua PSK (pekerja seks komersial) sudah pulang kampung. Di sini sudah kosong," begitu ucapan para warga Kalijodo setiap ditanya ke mana perginya para PSK tersebut.

Memang betul, saat memasuki rumah-rumah bordil dan kafe yang berdiri di Jalan Kepanduan II itu, sudah tidak ada lagi PSK di sana.

Namun, pernyataan itu tak sepenuhnya benar. Para PSK itu tak pulang kampung, tapi hanya mengungsi untuk sementara waktu.

Tempat pengungsian pun tak jauh-jauh, masih di Kalijodo juga.

Tepat di seberang jajaran kafe yang berdiri di Jalan Kepanduan II, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, berdiri sebuah permukiman warga yang bernaung di bawah Jalan Tol Pluit-Tomang. Gubuk-gubuk yang rata-rata terbuat dari kayu tripleks itu terletak di Jalan Kepanduan I yang hanya terpisah oleh aliran kali Ciliwung dengan kawasan Kalijodo.

Di permukiman itu, berseliweran ratusan PSK yang selama ini 'berdinas' di Kalijodo. Mereka mengungsi di situ karena tempat mereka bermukim selama ini akan segera digusur paling lambat 29 Februari nanti.

Tidak banyak aktivitas yang dilakukan para PSK di tempat pengungsian mereka itu. Para perempuan yang rata-rata berpakaian mini itu hanya berlalu-lalang di sekitar pengungsian atau sekadar bercanda di antara mereka. Sementara itu, para pria yang rata-rata memiliki tato di bagian tubuh mereka lebih memilih duduk-duduk bergerombol dengan sesama mereka.

"Di sini tempat para preman dan PSK Kalijodo tinggal. Nah, PSK yang terkena penggusuran di Kalijodo mengungsi ke sini karena banyak teman-teman mereka juga di sini," ungkap seorang ibu yang telah tiga tahun berdagang di situ.

Ia juga mengungkapkan, untuk dapat tinggal di gubuk yang terletak di RT 17 / RW 05 itu, para PSK itu dikutip bayaran Rp300 ribu untuk tinggal satu bulan oleh penguasa wilayah. "Itu katanya orang yang paling lama tinggal di sini," katanya.

Tidak cuma permukiman di seberang Jalan Kepanduan II, sebuah rumah toko (ruko) di kawasan Greenville, Tanjung Duren, Jakarta Barat, juga dijadikan tempat pengungsian para pekerja malam itu. Di depan ruko tersebut, ada sebuah pelang bertuliskan tempat terapis. "Mau diungsikan dulu sama bos," ujar seorang pria yang sempat mengantarkan para PSK tersebut mengungsi.

Ia juga mengatakan belum tahu hingga kapan para PSK tersebut dititipkan di ruko itu. "Tergantung bos," ucapnya singkat. Berdasarkan data Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara, ada sekitar 150 PSK tinggal di Kalijodo. Namun, menjelang malam, PSK dari berbagai tempat berdatangan ke situ hingga jumlahnya mencapai 500 orang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya