Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KAFE Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, menjadi buah bibir setelah kematian Wayan Mirna Salihin. Media Indonesia berkesempatan bertandang ke sana pada pekan lalu. Ada dua bagian utama dalam kafe tersebut. Interior bagian dalam lebih bercorak Eropa. Dinding-dinding dihiasi lukisan bangsawan Eropa tempo dulu, dengan lampu gantung di setiap meja, serta sebuah bar di sebelah barat.
Suasana asri lebih mendominasi bagian terluar. Sejumlah tanaman bonsai disusun berbaris, dipadukan dengan puluhan tanaman paku yang digantung bebas di langit-langit bangunan. Bagian terluar kafe yang langsung menghadap ke jalanan di depan Grand Indonesia itu beratapkan kaca. Tentu, jika siang tiba akan langsung terpapar sinar matahari.
Saat peristiwa maut menjemput Mirna pada 6 Januari, dia beserta dua rekannya, Jessica Kusuma Wongso dan Hani, duduk di kursi sofa bewarna hijau dengan ukuran setengah lingkaran persis di sisi selatan kafe itu. Salah satu karyawan Oliver mengatakan, kursi tersebut menjadi tempat favorit pelanggan olivier saat ini. Pasca kejadian, banyak pelanggan memilih kursi tersebut.
Setidaknya ada sembilan kamera CCTV di Kafe Olivier, empat di antaranya berada di bagian terluar yang beratapkan kaca. Sementara, Mirna duduk di areal yang cukup jauh dari pengawasan keempat CCTV tersebut. Berdasarkan pengamatan, hanya ada satu CCTV yang mengarah langsung ke tempat Mirna duduk dengan jarak yang cukup jauh sekitar 10 meter. Tiga kamera lainnya mengarah ke bagian tengah kafe itu.
Dengan asumsi kamera CCTV yang digunakan pihak kepolisian merupakan kamera yang berada tepat mengarah ke meja Mirna, maka posisi Mirna pun semakin tersamarkan lantaran tertutupi oleh satu meja serta sebuah tanaman bonsai yang menjulang hingga 60 cm.
Selama proses penyajian kopi Vietnam, barista (sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan) akan datang membawa teko berisikan air panas, serta secangkir gelas yang sudah diisi dengan susu dan es batu, serta lengkap dengan alat penyaring bewarna kecokelatan yang terbuat dari keramik.
Semua proses tersebut dilakukan di meja pelanggan secara langsung. ‎Proses penyajian kopi sangat cepat, tidak sampai satu menit segelas kopi Vietnam sudah bisa dinikmati.
Seorang barista di Kafe Olivier mengatakan, saat memesan kopi vietnamase, pelayan akan menggunakan teko air panas, yang kemudian akan dituangkan ke dalam alat penyaring yang terbuat dari keramik. Semua proses penuangan tersebut dilakukan di meja pelanggan. "Jadi airnya enggak bisa di refill, teko tidak diletak di meja. Jadi jika ada pelanggan yang sedang menunggu temannya, kita akan bilang kopinya mau dikeluarkan sekarang atau nanti saja. Sebab, nanti kalau temennya datang es kopi nya pasti udah ngga enak (mencair), begitu pun kalau panas, saya bilang nanti kopinya dingin," tukasnya. (X-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved