Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PERUSAHAAN Air Minum (PAM) Jaya makin agresif untuk mengambil alih operasional dan aset dua operator pengolahan air di Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra).
Pasalnya, PAM Jaya hanya punya sisa waktu delapan tahun yang merupakan sisa masa kontrak dua operator pengolahan air dengan PAM Jaya itu. Kontrak kerja sama yang akan berakhir pada 2023 mendatang pun tidak akan diperpanjang.
Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menugaskan PAM Jaya agar segera menyiapkan mekanisme pengambilalihan aset dua perusahaan tersebut.
Direktur PAM Jaya, Erlan Hidayat, mengatakan pengambilalihan aset tersebut tidak bisa dilakukan terburu-buru. Sebab, jika tidak mempersiapkan diri dengan baik dan langsung mendapat limpahan aset dan operasional yang sangat besar dari dua operator itu, dapat dipastikan PAM Jaya akan kewalahan menanganinya.
Itu akibat selama 18 tahun PAM Jaya hanya memosisikan diri sebagai regulator dan tidak mengupayakan pembangunan aset seperti jaringan pipa dan tempat pengolahan air.
"PAM ini sudah terlalu lama istirahat. Selama 18 tahun PAM tidak melakukan apa-apa. Kalau kemudian tidak melakukan apa-apa lalu dapat aset segitu banyak, apa kami siap? Kan tidak mungkin. Maka itu, kami harus sedikit demi sedikit mulai melakukan sesuatu agar sampai dengan 2023 kami siap melanjutkan estafet pengolahan air," kata Erlan seusai acara seminar Palyja bertajuk Bersama demi Air yang diselenggarakan pekan lalu di Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Membangkitkan PAM Jaya agar menjadi penguasa penyedia air di Ibu Kota, menurut Erlan, sangat penting dilakukan. Sebab, pihaknya dalam jangka panjang harus memenuhi kebutuhan air masyarakat untuk mengatasi krisis air dan ketergantungan air dari wilayah lain.
Terlebih lagi, PAM Jaya juga harus mendukung program pemerintah yang ingin mendorong masyarakat menggunakan air dari pipa dan mengurangi aktivitas penyedotan air tanah.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah begitu tergantungnya Jakarta terhadap Waduk Jatiluhur dan Sungai Cisadane. Menurut Erlan, sudah saatnya DKI mencari sumber air baku lain.
"Dalam jangka panjang kami harus memiliki alternatif sumber air dan membangun sebanyak mungkin jaringan air. Kami harus mendukung program pemerintah," tandasnya. (Put/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved