Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BADAN Reserse Kriminal Polri menangkap seorang pelaku pembuat uang palsu, MA, 44. Meningkatnya peredaran uang di masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri menjadi celah bagi penjahat kambuhan itu untuk kembali mencetak uang palsu.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya menerangkan MA tak cuma bisa membuat uang palsu. Ia bersama seorang rekannya, LK, 45, yang kini masih buron, juga mengedarkan uang hasil ciptaannya ke Jakarta.
“Tersangka MA ditangkap di Lampung. Tersangka datang dengan membawa lembaran kertas uang palsu pecahan Rp50 ribu sebanyak 10 ikat yang masing-masing berisi 100 lembar,” kata Agung, kemarin.
Berdasarkan catatan polisi, MA pernah mendekam di penjara lantaran menjadi pengedar uang palsu. Ia divonis Pengadilan Negeri Jakarta Barat selama 1 tahun 8 bulan. Ia baru bebas sekitar dua bulan yang lalu.
“Yang bersangkutan saat di dalam LP belajar bersama dengan pelaku lain yang bisa membuat uang palsu. Setelah keluar dari penjara, ia mempraktikkan ilmu yang ia pelajari di dalam LP. Kita terus meningkatkan pengawasan kepada para mantan napi uang palsu,” kata Agung.
Polisi menangkap MA di Natar, Lampung Selatan, Bandar Lampung.
Dari penggeledahan di rumahnya, polisi menemukan barang bukti berupa 1.000 lembar uang palsu pecahan Rp50 ribu, uang palsu pecah-an Rp50 ribu yang baru setengah jadi, mesin potong kertas, tiga unit printer, sebuah hair dryer, kertas bahan pembuat uang palsu, pisau cutter, penggaris, meja kaca, satu unit televisi, cat pylox, satu unit mesin laminating, dan sebuah mobil bak terbuka warna putih.
“Kami harap para pembuat uang palsu bisa berhenti karena pasti hasilnya jelek, perbedaan sangat tampak. Uang ini dibawa ke tukang rokok saja, tukang rokok akan tahu ini palsu,” jelas Agung.
Agung menyebut Jakarta dan Jawa Barat menjadi daerah yang rawan akan peredaran uang palsu. ,Namun berdasarkan data Bank Indonesia dan Bareskrim Polri, terjadi penurunan jumlah peredaran uang palsu dari tahun ke tahun.
Pada 2015, dalam setiap 1 juta lembar uang asli ditemukan 21 lembar uang palsu. Pada 2016, dari 1 juta lembar uang asli ditemukan 13 lembar uang palsu. Hingga pertengahan 2017, terjadi penurunan dari 1 juta lembar uang asli ditemukan 2 lembar uang palsu.
Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia Decymus mengatakan momentum Hari Raya Idul Fitri kerap kali dimanfaatkan penjahat kambuhan pemalsu uang. Untuk itu, ia meminta masyarakat lebih teliti saat menerima uang. “Pelajarannya kan 3D, dilihat, diraba, diterawang,” kata Decymus. (Nic/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved