Trans-Jakarta Butuh Solusi Segera

Aya/Ssr/J-4
15/6/2017 08:06
Trans-Jakarta Butuh Solusi Segera
(Penumpang antre menunggu bus TransJakarta di halte penghubung Kuningan Timur, Jakarta. -- MI/Ramdani)

KEKECEWAAN dirasakan warga DKI Jakarta pasca­pemogokan petugas onboard bus Trans-Jakarta, Senin (12/6). Hana Nur Fadhilah, 28, warga Jakarta Selatan, mengaku sangat kecewa ketika harus turun di tengah jalan sebelum sampai tujuannya, Halte Tosari, pada hari itu.

“Saya sekarang jadi malas naik Trans-Jakarta. Kalau masih bermasalah, mending naik angkutan lain,” tutur Hana yang harus merasakan kemacet­an imbas pemogokan petugas onboard. Sesuai dengan aturan, juru mudi tidak mau beroperasi jika tanpa petugas onboard. Karena itu, bus-bus di sejumlah halte pun tidak beroperasi.

Di media sosial, jargon #KiniLebihBaik milik Trans-Jakarta menjadi bahan cemoohan. Akun Twitter @kaorinusantara mencuit ‘Benarkah PT Transportasi Jakarta sudah #KiniLebihBaik? Mogok massal pegawai membuka kembali segudang PR’. Sementara itu, akun @henrysapto menulis ‘Selamat malam pak sepertinya tagline #KiniLebihBaik harus ditinjau ulang dengan kejadian yang terjadi hari ini’.

Kemarin, rencana demonstrasi lanjutan di depan Balai Kota urung dilakukan. Karyawan lantas diterima DPRD. “Dewan akan mendengar bagaimana dahulu mereka menjadi karyawan dan mekanisme penilaian kerja seperti apa,” ujar Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Dia memastikan tuntutan karyawan akan diselesaikan sesuai dengan aturan ketenaga­kerjaan. “Dilihat juga kesanggup­an angggaran yang dimilik­i pemprov, apakah mungkin untuk pengangkatan karyawan tetap Trans-Jakarta,” katanya.

Seusai bertemu Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, kemarin, Dirut PT Trans­Jakarta Budi Kaliwono belum bisa memberi kepastian soal tuntutan karyawan tersebut. Dia mengatakan masih harus mempelajari data karyawan yang sudah bekerja sejak 2004 saat Trans-Jakarta berbentuk UPT hingga berubah menjadi PT pada 2015.

“Kalau tuntutan pengangkatan tetap, kami harus pertimbangkan yang sebelum 2015 itu seperti apa,” imbuh Budi yang rumahnya dilempari bom molotov pada Senin (12/4) malam. Budi tidak yakin kejadian itu terkait dengan pemogokan. (Aya/Ssr/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya