Waspadai Senpi Ilegal yang Digunakan Perampok

Akmal Fauzi
13/6/2017 18:55
Waspadai Senpi Ilegal yang Digunakan Perampok
(ilustrasi--thinkstock)

AKSI kejahatan menggunakan senjata api kembali marak terjadi. Bahkan, pelaku kejahatan itu tak segan menembak korban hingga tewas. Dalam waktu kurang dari sepekan terjadi dua insiden kejahatan yang menewaskan dua korban di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Aksi pertama terjadi menimpa Davidson Tantono,31, yang ditembak tewas di SPBU Jembatan Gantung Cengkareng Jakarta Barat, Jum'at (9/6) lalu. Uang Rp350 juta dibawa lari empat pelaku perampokan.

Selang 2 hari, Italia Chandra Kirana Putri, 23, tewas ditembak bagian dada oleh pelaku pencurian bermotor di rumahnya kawasan Karawaci, Tangerang, Banten, Senin (12/6) siang.

Para pelaku kejahatan tersebut yang menggunakan senjata api dimungkinkan merupakan senjata rakitan.

"Itu pakai senjata rakitan. Pelaku-pelaku kejahatan tidak mungkin memakai senjata yang terdaftar. Karena mereka tahu, senjata terdaftar itu sudah ada identifikasi larasnya, karena sebelum diserahkan pasti sudah diidentifikasi oleh Baintelkam Polri," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Jakarta, Selasa (13/6).

Setyo menjelaskan, ada salah satu wilayah di Sumatera yang dikenal sebagai tempat pengrajin senjata api. Para pengrajinnya mengambil bahan-bahan tertentu dari logam dan merakitnya menjadi senjata api.

Para sindikat atau pelaku kejahatan begitu mudahnya membeli senjata api rakitan di sana. Masyarakat diminta berpartisipasi mengawasi peredarannya.

"Senjata-senjata ini banyak beredar luas tanpa izin. perlu partisipasi masyarakat manakala melihat mendengar atau mendapat informasi tentang adanya senjata rakitan tersebut segera lapor polisi," ujarnya

Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Suntana menjelaska, pihaknya beberapa kali melakukan operasi penindakan senjata ilegal di beberapa wilayah seperti di Cipacing, Kabupaten Sumedang dan juga Lampung.

"Kami dengan Bareskrim, Baintelkan dan teman-teman Polda setempat sudah melakukan operasi. Kami sudah penindakan seperti di Cipacing, Lampung. Mungkin ada yang pernah dibuat, terus disembunyikan. Polisi tetap melakukan penindakan," ujar Suntana

Suntana mengaku belum mendapatkan hasil resmi Puslabfor tentang senjata yang digunakan oleh pelaku penyerangan. Namun, ia memastikan Puslabfor sudah mengantongi jenis senjata.

Pihaknya sudah mengidentifikasi pelaku perampokan di Cengkareng.

"Insya Allah dalam waktu dekat kita sudah bisa mengungkap," ujar Suntana.

Dia menjelaska, sejumlah kelompok di wilayah Jabodetabek memiliki kemiripan saat melakukan aksi seperti di Cengkareg yang menggunakan metode penggembosan ban. Polisi pun, menurut Suntana sudah mengidentifikasi kelompok perampokan tersebut.

Di lain sisi, pihaknya mengaku ada beberapa kelompok perampok yang sengaja memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran untuk melancarkan aksinya.

"Momen Ramadan dan menjelang Lebaran dimanfaatkan oleh kelompok pelaku kejahatan karena ada masyarakat yang mengambil uang, menitipkan di Pegadaian, dan lain-lain, itu kan jadi sasaran mereka," ujar Suntana

Pun demikian, dia menolak jika angka kejahatan saat Ramadan 2017 melonjak. Menurutnya, angka kejahatan pada Ramadan 2017 lebih rendah dari Ramadan 2016 lalu.

"Dari angka kamtibmas dibanding Lebaran tahun lalu bedanya jauh sekali. Sahur on the road tidak ada keributan, trek-trekan kami cegah, geng motor juga bisa dicegah. Alhamdulillah anggota patroli siang-malam ke masjid itu tetap melakukan pengamanan kamtibmas," ucapnya (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya